BANDUNG LJ – Taman kota merupakan lahan yang diisi dengan berbagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia, untuk mendapat komposisi tertentu yang indah. Selain banyak menyulap lahan menjadi lahan terbuka hijau atau taman Pemerintah Kota Bandung juga menyulap kolong jalan layang pasupati dengan Taman Jomblo. Setelah sukses dengan Taman Jomblo yang diresmikan pada 4 Januari 2014.
Ini dia taman yang paling populer, Taman Jomblo. Sebetulnya nama ‘Jomblo’ sendiri hasil celetukan iseng sang Wali Kota. Nama tersebut tercetus karena taman yang lokasinya berada di kolong jembatan Pasupati tersebut terdapat single seat atau bangku yang didesain untuk duduk sendiri.
Kini taman tersebut banyak didatangi anak-anak muda Bandung untuk sekadar nongkrong atau berfoto-foto. Walikota Bandung, Ridwan Kamil atau Emil mengatakan imajinasi adalah kunci sukses dalam membangun kota Bandung. Salah satunya dengan membuat Taman Jomblo.
Menurut Emil, taman tesebut ia buat agar masyarakat Bandung bahagia. “100 persen jomblo di Bandung bahagia,” katanya. Dirinya pun bercita-cita menjadikan masyarakat Bandung menjadi orang paling bahagia. “Paling tidak jadi yang paling bahagia di Indonesia,” kelakarnya.
Taman jomblo masuk ke dalam tujuh taman tematik yang digagas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Saat ditanya asal mula nama Jomblo, pada saat peresmian beberapa waktu lalu, Kang Emil menjawab ide itu berasal dari warga sekitar situ. Sebab, banyak bangku taman yang berbentuk balok yang hanya dapat diduduki oleh satu orang. Kini ada 60 balok yang tertata rapi di lahan 30 x25 meter serta Taman Jomblo akan dipercantik dengan pemasangan beberapa patung.
Taman Pasupati atau Taman Jomblo yang berlokasi tepat di bawah jalan layang Pasupati, Taman Sari Kota Bandung dibuat untuk mengapresiasi kawula muda Kota Bandung yang belum memiliki kekasih alias jomblo.
“Pada dasarnya, kami memahami perasaan para jomblo, dan populasinya ternyata sangat banyak di Bandung. Karena, itu saya fasilitasi. Daripada ngelamun atau galau ya, saya kasih tempat supaya bisa kumpul dengan sesamanya (jomblo),” katanya.
Selain itu, dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Herlan J. Soemardi, SP., M.Si di taman tersebut juga terdapat sekitar 60 kubus betok berbeda-beda ukuran. Emil menambahkan, kubus-kubus tersebut juga salah satu faktor dalam memberikan nama jomblo untuk taman tersebut. Kubus-kubus tersebut, kata dia, sebisa mungkin hanya boleh diduduki untuk satu orang saja. “Selain itu, tempat duduk bisa buat untuk artwork (memajang hasil kreativitas),” katanya.
Lebih lanjut, dipilihnya lokasi di bawah jalan layang agar pengunjung taman tidak kehujanan. “Dilarang pacaran di taman Jomblo,” ucap Emil sambil tertawa. Lokasi taman ini di area yang cukup strategis tepat di bawah jalan layang Taman Sari. Selama ini hanya jadi tempat kumuh, gelap dan rawan. Tetapi sekarang diubah jadi tempat nongkrong yang nyaman bagi anak muda yang jomblo atau yang ngaku jomblo.
Menurut salah seorang pengunjung Taman Jomblo, Richard, dirinya merasa senang dan angga dengan adanya taman tersebut. Selain ada fasilitas wi fi nya juga isa nongkrong dengan aman dan nyaman. “Jadi jomblowan dan jomblowati gak perlu bengong di kosan, melamun gak jelas, ya hehee. Bisa aja dateng ke sini. Duduk di kubus nya yang emang tempat sendiri. Nah sapa tau malah ketemu jodoh di sini kan bisa aja, hehe.” Serunya.
Meski sebenarnya Taman Jomblo yang dibangun Pemkot Bandung tidak khusus untuk para jomblo, tapi dengan adanya taman tersebut para jomblo seperti mendapatkan wadah untuk apresiasi diri. Taman Pasupati dijuluki sebagai Taman Jomblo karena balok tempat duduk yang disediakan di situ `single seat`. Karena banyak masyarakat yang bertanya mengapa disediakan dalam bentuk seperti itu, akhirnya tercetuslah Taman Jomblo. Alasan dibuatnya taman di bawah kolong jembatan Pasupati itu. Selain teduh, para jomblo atau pengunjung taman tidak kehujanan.
“Supaya teduh. Selain itu, supaya jomblo tidak kehujanan. Kalau jomblo kehujanan, tragis, ya. Kita baik hati memahami perasaan warga Bandung,” katanya menerangkan. Keamanan merupakan kunci penting agar tempat yang kini menjadi sorotan masyarakat luas tidak dijadikan tempat transaksi dan tempat prostitusi. Untuk itu, penerangan di taman tersebut selalu dinyalakan.
“Kuncinya satu, keamanan. Maka lampu selalu nyala. Kedua, kita punya konsep satu taman satu komunitas,” katanya. (Ihsan)
