BANDUNG LJ – Negara-negara Timur Tengah mempunyai surplus devisa akibat perdagangan minyak dalam jumlah besar, menjadi alasan Pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan kerjasama dengan negara-negara Arab tersebut.
Demikian dikatakan Kepala Kantor Utusan Khusus Presiden Untuk Timur Tengah & OKI (UKPTTOKI) Dr. Alwi Shihab saat refleksi 2015 di Aston Hotel Bandung.
“Selain pemda, jika swasta ingin ikut kerjasama dalam proyek-proyek tersebut, kita akan ikut mendorong dan menfasilitasi atau membantu supaya mereka bisa ikut dalam proyek-proyek Timteng di Indonesia,” tegasnya kepada wartawan Kamis (28/01/2016) di Hotel Aston Braga Bandung.
Dia mencontohkan Qatar, memiliki Investment Authority (QIA) yang mengelola dana sekitar US$ 170 Billion, Uni Emirat Arab memiliki Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) sekitar US$ 773 Billion, Oman Investment Found (OIF) mengelola dana USD 6 Billion.
Karena itu, ucap Alwi, Indonesia senantiasa mencoba meraih peluang investasi dari Timteng walau hasilnya belum menggambarkan potensi sebenarnya.
“Investasi dari Arab Saudi selama 2015 hanya 30 juta US$ atau Rp 420 miliar. Investasi itu tersebar di 28 proyek dan menempati posisi ke 25 dalam urutan investasi di Indonesia. Sementara posisi berikutnya urutan 26 adalah Uni Emirat Arab (UEA) dengan nilai 19,25 Million atau Rp 269 miliar yang tertanam di 19 proyek investasi,” tambah Alwi lagi.
Selain akan meningkatkan hubungan perdagangan dan tenaga kerja, pihanya juga akan meningkatkan peranan kantor UKPTTOKI dengan terus menjalin hubungan baik dengan Kedubes negara-negara Timteng dan angota OKI. (San)