BANDUNG (LJ),- Bercocok tanam di pekarangan rumah merupakan salah satu kegiatan yang mudah dilakukan apabila halaman rumah memadai dan memungkinkan ,tapi hal tersebut akan sulit dilakukan apabila rumah warga tidak memiliki halaman atau pekarangan yang memadai, salah satu solusi agar kita tetap bisa melakukan kegiatan bercocok tanam ialah dengan cara Urban Farming atau Bercocok Tanam di Perkotaan.
Dalam rangka mensosialisasikan Urban Farming di kalangan warga masyarakat , Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda melaksanakan kunjungan ke Kelurahan Cijawura Girang tepatnya di SDN Babakan Jati untuk lebih mengenalkan Urban Farming pada warga, Minggu (26/05).
Setibanya dilokasi Ayi langsung disambut warga dan Camat Buah Batu Hendrawan Wiwakan yang langsung menyampaikan aspirasi warga berkenaan dengan penghijauan daerah Buah Batu.
Ia mengatakan bahwa Kecamatan Buahbatu merupakan daerah yang cukup banyak memiliki lahan kosong , tetapi pada dasaranya daerah tersebut hanya bisa ditanami saja dan tidak bisa dibangun karena sebagian besar merupakan milik Pemerintah dan Industri.
“Banyak sekali lahan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) yang bisa ditanami tetapi sementara ini masih belum dibersihkan , kedepannya nanti supaya bisa dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam sehingga selain dapat dikonsumsi juga dapat menghasilkan sampingan,” paparnya.
Hendra juga menambahkan bahwa kawasan MTC (Metro Trade Center) akan di hijaukan dengan tanaman yang bisa dipanen agar juga dapat bermanfaat untuk warga.
“sementara ini kawasn MTC sudah ditanami baru oleh tanaman keras atau pelindung, harapannya nanti bisa ditanami oleh tanaman buah-buahan atau yang dapat di petik sehingga akan menambah eksotiswe kawasan tersebut,” jelasnya.
Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda membuka sosialisasi tersebut dengan memberikan pengetahuan dasar berkenaan dengan pemanfaatan sampah rumah sebagai sarana melakukan Urban Farming, ia juga memberikan penjelasan-penjelasan yang jelas dan padat berkenaan dengan cara merawat tumbuhan yang di tanam dengan metode tersebut.
“Urban Farming sangat mudah di lakukan dan juga akan sangat membantu kita untuk mengatasi sampah rumah tangga yang kita hasilkan tiap hari , sebagai contoh nantinya sampah plastik yang kita buang dapat menjadi media tempat menanam dan sampah basah (organik) yang kita buang dapat dijadikan pupuknya,” terangnya.
Lebih lanjut Ayi juga menerangkan bagaimana agar tumbuhan yang ditanam dengan metode Urban Farming tersebut dapat menghasilkan serta bertahan hidup, ia juga memberikan saran-saran pada warga untuk menangani masalah hama atau kendala berkenaan dengan tanaman yang telah mereka tanam.
“merawat Urban Farming tidak perlu repot apabila kita sudah mengetahui trik –triknya , yang penting adalah asal cukup kena sinar matahari dan cukup dalam memberikan air saja, selebihnya hanya tinggal menunggu hasilnya untuk kita manfaatkan atau bahkan nantinya dapat kita jual untuk menambah penghasilan sampingan,” tegasnya.
Menutup paparannya Ayi memberikan bantuan berupa tanaman cengel dan seledri agar warga dapat terstimulasi untuk mencoba melakukan Urban Farming tersebut , ia juga mengajak warga agar memulai hal tersebut dari sekarang.
“harapannya dengan diberikan tanaman dapat menstimulasi warga agar mencoba , karena dengan melakukan Urban Farming secara langsung mereka juga mengurangi juga permasalahan sampah yang ada di rumah mereka masing-masing , sehingga apabila semua arga dapat melakukannya bayangkan brapa banyak sampah domestik yang kita bisa kurangi,” pungkasmya. (Zaen)