Perilaku Produktif dan Konstruktif Bagian Penghargaan Pada Pahlawan

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Bangsa yang besar, dicirikan dengan bangsa yang menghargai para pahlawannya. Menghargainya bukan hanya memberi tanda jasa dan mengunjungi makamnya tapi juga menghormati, meneladani dan meneruskan perjuangannya yang belum tertuntaskan, terlebih bagi bangsa ini yang masih bergulat dengan kemiskinan dan persoalan sosial ekonomi lainnya serta lingkungan yang cukup kompleks.

“Melanjutkan perjuangan para pahlawan, mengisinya dengan tindakan produktif dan konstruktif adalah bagian tidak terpisahkan dari penghormatan jasa-jasa para pahlawan,” ungkap Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dalam amanatnya sebelum membacakan amanat Menteri Sosial RI, Salim Segaf Al Jufri pada peringatan Hari Pahlawan tingkat Kota Bandung, di Plaza Balaikota, Jalan Wastukancana 2 Bandung, Rabu (10/11).

Dalam kesempatan ini, Dada menyerahkan  penghargaan berupa piagam dan lencana Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono kepada 261 aparatnya. Penerima merupakan PNS berprestasi dan telah mengabdikan diri selama 10, 20 dan 30 tahun kepada negara tanpa cela.

Peringatan juga ditandai pemberian tropy, piagam dan kadeudeuh uang tunai para pemenang lomba karikatur siswa SLTA tentang kiprah Kang Dada dimata kaula muda. Karikatur bertemakan, kritikan terhadap Dada Rosada dalam pelaksanaan kebijakan 7 agenda prioritas pembangunan kota Bandung dengan segala permasalahannya. Peserta terbaik I, Nurohman dari SMKN 14, Haikal dari SMUN 5 (II) dan Lea Juliana dari SMUN 9 (III). Terselenggara, kerja sama Pemkot Bandung dengan Jurnalis Elegan (Juragan) Comuniti yang merupakan komunitas wartawan peliput di lingkungan Pemkot Bandung.

Bagi kota Bandung, lanjut Dada, semangat hari pahlawan setidaknya memperkuat komitmen dalam mewujudkan warga Bandung bermartabat. Wujud dari warga yang memiliki kehormatan, kebanggaan dan jati diri. Warga yang tidak saja memiliki kepedulian terhadap alam lingkungan tapi juga kepekaan sosial. Siapapun warga Bandung, menurutnya bisa jadi pahlawan penyelamat lingkungan, bisa jadi pejuang kali bersih, juga jadi pahlawan dibidang.bidang kehidupan lain.

“Tidak menkonsumir narkoba, tidak terlibat kriminalitas jalanan pun bisa disebut pahlawan,” ujarnya prihatin terhadap kekerasan oknum gang motor di Kota Bandung. (Hari itu juga Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda ke Rumah Sakit Mata Cicendo, mengunjungi siswa SMP, Azmi Umara warga Jalan Kanayakan Bandung, pasien cedera mata bahkan terancam kebutaan, korban penganiayaan oknum gang motor).

Dada yakin, dalam tubuh warga Kota Bandung, banyak mengalir darah pahlawan seperti yang diteladani tokoh Oto Iskandardinata (Si Jalak Harupat), Inggit Garnasih (mantan isteri pertama Presiden RI, Soekarno) dan masih banyak lagi. Kedua tokoh itu diharapkan Dada, Pemerintah Pusat memasukannya dalam jajaran pahlawan nasional.

Halnya dengan peristiwa heroik Bandung Lautan Api, Dada juga berharap, Pemerintah Pusat mengakuinya sebagai momen nasional. “BLA adalah semangat kejuangan dan pengorbanan meraih martabat tinggi. Semangat yang tidak menjadikan keterbatasan sebagai kendala untuk berkarya lebih produktif, berprestasi dan mandiri,” ujarnya.

Menteri Sosial RI dalam amanat tertulisnya mengemukakan, peringatan Hari Pahlawan 2010, bertemakan dengan semangat nilai kepahlawanan kita tingkatkan kesetiakawanan sosial nasional, diharapkan menjadi momentum meningkatkan kepedulian dan kebersamaan mengatasi berbagai masalah bangsa. Masalah itu diantaranya meliputi kemiskinan, pengangguran, keterlantaran, keterpencilan dan persoalan bencana alam. (Herdi)

Tinggalkan Balasan