BANDUNG, LJ – Di era disrupsi dimana perkembangan teknologi digital mampu menggantikan peran serta pekerjaan manusia. Misalnya informasi-informasi yang ditampilkan tidak lagi secara konvensional tetapi sudah dalam bentuk dunia maupun teknologi digital. Namun justru, pola interaksi masyarakat atau lebih “hit” disebut netizen di era disrupsi menjadi kegelisahan tersendiri bagi sebagian manusia. Salah satu ciri pada era disrupsi adalah penggunaan sosial media yang semakin masif dan menimbulkan dampak positif dan juga negatif.
Maka itu era disrupsi perlu direspon dengan positif dengan nilai-nilai ketimuran. Jangan sampai justru penggunaan sosial media dapat merugikan diri sendiri ataupun masyarakat lain sehingga terkena jerat hukum. Walaupun teknologi digital bisa membawa manfaat dan bisa dimaksimalkan sebagai potensi membuka jejaring bisnis.
Menyikapi demikian, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bandung menggelar pelatihan dengan mengusung tema “Pengembangan Kapasitas Daya Saing Kepemudaan Dalam Membangun Networking Bisnis Melalui Literasi Digital” yang digelar selama dua hari dari tanggal 28 – 29 September 2021 di Zest Sukajadi Hotel Kota Bandung.
Dikatakan Kepala Dispora Kota Bandung Edy Marwoto dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Pengembangan dan Infrastruktur Kepemudaan, Win Sepridjal bahwa dengan kegiatan pelatihan tersebut diharapkan pemuda mampu memperkaya pengetahuan dan keterampilannya agar bisa bersaing khususnya di bidang kewirausahaan.
“Para pemuda, kalian hadir di sini sebagai generasi muda yang membanggakan, generasi pelanjut, generasi milenial, pemimpin di hari esok. Maka itu acara ini mohon untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam membuka wawasan dan informasi, dengan harapan saatnya nanti berhasil sebagai wirausahawan muda,” ujar Win, Selasa (28/9/2021).
Ia juga menegaskan, pelatihan ini memiliki tujuan untuk membangun karakter, kapasitas dan daya saing pemuda di bidang kewirausahaan.
“Maksud dan tujuan penyelenggaraan ini adalah untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi di tengah pademi covid-19 saat ini dan membina generasi pemuda dalam meningkatkan pemulihan ekonomi nasional,” terangnya.
Menurutnya, program tersebut lahir dan termotivasi atas ruang gerak yang terbatas. Sementara, ruang gerak pemuda Kota Bandung memiliki aktivitas tinggi dalam hal kreativitas.
“Maka lahirlah Gedor, sebuah gerakan pemuda dan olahraga dengan tagline ‘segera’ yang artinya semangat, gerak dan dobrak. Dengan gerakan ini, kita menginginkan aktivitas positif dan produktif,” tegas Win.
Program Gedor Dispora Kota Bandung, dituturkannya adalah program jangka panjang. Gerakan ini pun, sambungnya, diharapkan dapat terus membangkitkan semangat pemuda meski di tengah masa PPKM dan ke depan rencana sosialisasi program Gedor akan pula menggandeng PWI Kota Bandung sebagai organisasi profesi dalam membangun informasi dan publikasi positif sebab dinilainya dengan Gedor, Kota Bandung diharapkan menjadi pelopor untuk wilayah lainnya.
Sedang disampaikan Ketua PWI Kota Bandung, Hardiyansyah yang diwakili Wakil Ketua Ferry Ardiansyah menyambut baik pelatihan berbasis literasi digital. Pihaknya menyampaikan, dengan teknologi digital arus informasi semakin mudah didapatkan tetapi tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri.
Sebab, selain rentannya penyebaran hoaks juga alih-alih akan terjerat undang-undang ITE bila menggunakannya tidak secara bijak. Dari pelatihan ini berharap bisa dijadikan media untuk mengupgrade diri karena tuntutan di masa kekinian, disamping pemuda dapat mengembangkan potensi diri dan jejaring.
Tak ketinggalan ia menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada Dispora Kota Bandung yang selama ini menjalin kerjasama dengan baik. Dijelaskankannya, butuh kualitas mental untuk menghadapi perubahan-perubahan termasuk era digitalisasi dan bertahan dalam memiliki nilai-nilai atau value dan believing yang seyogyanya setiap individu harus memegang nilai dan prinsip budaya ketimuran agar tidak terjadi disorientasi dalam membuat langkah ke masa depan.
“Penting juga problem solving yaitu skill atau kemampuan memecahkan persoalan yang dihadapi dengan cara positif dan konstruktif, mau berkreasi dan berinovasi, berpikir secara kritis, kerjasama, peduli terhadap sesama,” pungkasnya.
Begitu pula, lanjutnya, PWI Kota Bandung menyambut baik dan siap bekerjasama untuk bisa mensosialisasikan program Gedor sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan se Kota Bandung.
Pelatihan selain menghadirkan narasumber diantaranya, mantan Kadiskominfo Kota Bandung Bulgan Alamin, Drg., M.Sc, Sekretaris PWI Kota Bandung Zaenal Ihsan, S. Sos beserta Seksi Kerjasama Lembaga A. Husein Widjaya disamping narasumber lainnya yakni Haris Abdullah dari FLP yang akan mengisi di hari kedua. Pelatihan juga diikuti sebanyak 40 peserta pemuda lokal di Kota Bandung, berasal dari mahasiswa dan pelajar organisasi kepemudaan, organisasi kemahasiswaan serta karang taruna yang memiliki minat berwirausaha serta yang baru memulai usaha (early start-up).