Anggota MPR RI, Haerudin: “Seorang Muslim Sudah Pasti Pancasialis”

GARUT LJ – Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental.

Dalam Ketetapan MPR RI No. XVIII/MPR/1998, pada Pasal 1 telah menetapkan bahwa ”Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.”

“Pancasila sangat tepat sebagai pilar bagi negara-bangsa yang pluralistik. Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki konsep, prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di seantero wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang anggota DPR-MPR RI dari Fraksi PAN, Haerudin, S.Ag., MH kepada awak media usai acara sosialisasi empat pilar yang digelar di Lapangan Kampung Ranca Bolang Desa Karangwangi Kabupaten Garut, Rabu (26/07/2017).

Lebih dari itu, Haerudin menilai Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara-bangsa Indonesia yang pluralistik dan cukup luas dan besar ini. Bahkan Pancasila mampu mengakomodasi keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan negara-bangsa Indonesia.

Ditambahkan Haerudin yang terpilih dari Dapil Jabar XI ini, menilik sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung konsep dasar yang terdapat pada segala agama dan keyakinan yang dipeluk atau dianut oleh rakyat Indonesia, merupakan common denominator dari berbagai agama, sehingga dapat diterima semua agama dan keyakinan. Pancasila pun menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, namun dalam implementasinya dilaksanakan dengan bersendi pada hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan – perwakilan.

“Sejarah membuktikan bahwa perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia tidak lepas dari jasa umat Islam diantaranya ada ulama dan santri. Pancasila sendiri kandungannya bermuara dari ajaran Islam, maka dari itu seorang muslim sudah barang pasti pancasialis,” paparnya.

Dirinya menegaskan juga jargon “Saya Indonesia, Saya Pancasila” hanya selesai dalam kata-kata saja. Karena, lanjutnya, ternyata masih banyak pihak-pihak yang sejauh ini secara getol mengkampanyekannya tetapi justru di sisi lain malah mendukung gerakan LGBT yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.

Acara sosialisasi tersebut berlangsung dengan meriah, dan mendapat apresiasi tinggi dari warga sekitar. Terbukti banyaknya warga antusias berdatangan dari luar Karangwangi yang hendak mengikuti acara yang digagas Forum Warga Mekarmukti. Pada kesempatan itu, tampak hadir tokoh masyarakat dan tokoh agama Karangwangi yang hadir diantaranya, KH. Abdurrahman, Ustad Jajang Iskandar serta jamaah Masjid Nurul Falah Ranca Bolang dan diakhiri dengan pembagian buku panduan empat pilar konstitusi. (Dent)

Tinggalkan Balasan