BANDUNG LJ – Dalam kesempatan Bandung Menjawab yang digelar di ruang media beberapa waktu lalu, Direktur Umum PDAM Tirtawening, Cecep Ferdi menjelaskan tentang bantuan hibah dari Belanda. Katanya hibah tersebut untuk empat tahun yang dilaksanakan secara bertahap dan tahun ini merupakan tahap persiapan.
Proyek yang akan dimulai bulan September nanti, akan berfokus pada hal teknis seperti meningkatkan produksi air penambahan pelanggan.
Dengan hibah itu juga, Cecep akan menambah 120 proyek pembangunan terminal air untuk di daerah yang belum dilayani oleh PDAM lewat jalur perpipaan. “Jadi di daerah sedang disurvey, menetukan lokasi-lokasi yang 120 ini,” katanya.
Dengan jumlah pipa yang terbatas dan belum melayani beberapa daerah, ia kan melakukan kontrak dengan pengelola air, yang ia harapkan adalah para Ketua RW. Karena dengan begitu, para RW akan mengelola tangki air yang akan dikirim nanti dan menjual persediaan air tersebut dengan harga terjangkau.
Selama empat tahun menerima bantuan hibah tersebut, Cecep menuturkan dana hibah ada yang berasal dari perusahaan air dam lembaga pendidik di Belanda termasuk dari Pemerintah setempat.
Lebih lanjut Cecep menjelaskan jika Hibah dari Pemerintah Belanda sekitar 4 Juta Euro, kemudian ada dua gabungan PDAM Belanda, Vitens Evides International (VEI) sekitar 15 ribu Euro, dari Universitas teknik Delft yang bekerjasama dengan ITB sekitar 100 ribu Euro dan terakhir dari Simavi sebesear 50 ribu Euro. “Jadi kurang lebih total hibahnya itu, 4 juta 650 ribu euro,” ucapnya.
Ditambahkannya jika pembangunan itu diawasi oleh Belanda yang memang dikirim ke Bandung. menurutnya tim dari Belanda dalam tahap pertama ini sudah bekerja sejak dua bulan lalu. Tim dari universitas Delft datang untuk mengawasi dari pengembangan produksi, VEI dari segi distribusi, sementara Simavi sudah datang untuk berdiskusi yang tanggal 7 Agustus nanti akan datang putusan dari NGO Simavi untuk membicarakan strategi dan konten yang harus dilakukan dalam rangka Community Awareness Development. (San)