[lintasjabar tkp] Figur seorang guru merupakan profesi yang paling mulia, agung, dan dihormati. Hal itu karena guru sebagai ahli waris para nabi. Guru pula merupakan sosok yang dihormati karena ilmunya, yaitu ilmu yang diwariskan Rasulullah SAW melalui para sahabat, tabi’in, tabi’ut-tabi’in, para ulama, dan guru terdahulu.

Hal itu disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, H. Arif Hamid Rahman, SH usai menjenguk al Ustadz KH. Ahmad Khalid yang tengah terbaring sakit di kediaman anaknya di kawasan PJ. Persatuan Islam (Persis) Al Furqon, Leuwikuray-Kutawaringin Soreang Kabupaten Bandung, Sabtu (6/6/2020).
KH. Ahmad Khalid sendiri dahulunya sempat lama menjadi salah seorang pengajar di Pesantren Persatuan Islam (PPI) No. 1-2 Bandung, karena faktor usia yang semakin udzur akhirnya memutuskan untuk berhenti mengajar di pesantren tersebut.
“Saya sebagai salah satu muridnya merasa bangga pernah mendapat didikan dan ilmu dari beliau. Beliau adalah sosok guru penyabar, supel dan cukup ulet mendidik santri atau siswanya,” ujar anggota Komisi I yang juga alumnus PPI 1-2 Bandung ini.
Dirinya bersama Keluarga Besar Alumni PPI angkatan 95 tergerak untuk berkunjung dan melayat untuk memberikan support juga do’a kepada guru yang selama ini telah membinanya selama ini.
“Kami merasakan betul manfaat ilmu yang diperoleh dari guru kami, sebab ilmu yang diajarkan kepada siswa akan menjadi ilmu yang bermanfaat. Karena itu, hari ini kami bertakdziyah menjenguk salah seorang yang pernah membesarkan kami sebagai bentuk kecintaan murid terhadap gurunya. Semoga beliau kembali diberikan kesembuhan hingga sehat seperti sediakala,” ujar Arif.
Legislator Fraksi Gerindra juga menandaskan, siswa yang dididik guru akan menjadi anak yang saleh, juga akan mendoakan dirinya, baik ketika guru masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Bukan hanya itu, ia menilai sosok guru berwawasan masa depan adalah guru yang memiliki pengetahuan tentang tantangan yang akan dihadapi murid-muridnya kelak, sehingga guru mampu memberikan pembelajaran yang bermakna untuk membekali murid-muridnya supaya bisa menyelesaikan tugas-tugas yang akan diembannya di kemudian hari.
“Guru berwawasan masa depan ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW tentang -Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian,” paparnya.
Menurutnya, saking mulianya kedudukan guru, Ahmad Syauki, seorang penyair Mesir, pernah menyatakan bahwa guru itu hampir seperti seorang rasul.
“Mungkin itu terlalu berlebihan. Tetapi memang pada dasarnya antara rasul dan guru memiliki tugas dan peranan yang sama, yaitu mendidik, mengajar, dan membina umat,” ujarnya menjelaskan.
Dirinya mengutip salah satu firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 164, Allah SWT menegaskan tugas para rasul. Dalam ayat tersebut setidaknya ada tiga tugas pokok seorang rasul yang bisa dijadikan pegangan oleh setiap guru, yaitu membacakan ayat-ayat Allah (at-tilawah); membersihkan jiwa (at-tazkiyah); dan mengajarkan Alquran (al-kitab) dan sunah (al-hikmah). (Red/San)