BANDUNG LJ – Anggota Komisi E DPRD Jabar , Ani Rukmini mengatakan, umat muslim seharusnya bisa lebih hemat selama bulan puasa. Selain tidak diperbolehkannya mengkonsumsi makanan dan minuman dari sejak dini hari hingga petang, di bulan suci ini pun masyarakat seharusnya bisa lebih mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
“Tapi anehnya malah lebih konsumtif,” kata Ani. Konsumerisme warga yang meningkat selama bulan puasa, mengakibatkan naiknya harga sejumlah bahan-bahan pokok.
“Makin banyak permintaan, tentu harga meningkat. Jadi, seharusnya warga bisa lebih hemat, yang ditingkatkan itu ibadahnya,” kata Ani.
Sebelumnya, menjelang bulan suci puasa, Komisi E telah mengimbau masyarakat tidak mempersoalkan perbedaan penetapan tanggal 1 Ramadhan sebagai awal pelaksanaan ibadah tersebut. Selain tidak terlalu substantif, hal ini sudah berlangsung lama dan masing-masing pihak yang berbeda memiliki alasan yang mendasar.
“Jadi perbedaan ini jangan ditonjolkan. Saling menghormati saja antara satu sama lainnya,” kata Anggota Komisi E DPRD Jabar Yod Mintaraga, di Gedung DPRD Jabar, Bandung, belum lama ini.
Yod menjelaskan, perbedaan ini terjadi karena masing-masing pihak memiliki metode sendiri dalam menentukan awal Ramadhan. Masing-masing metode itu pun, kata Yod, memiliki kebenaran yang tidak perlu dipersoalkan lagi.
“Ada yang metode hisab, ada yang rukyat. Dan itu semuanya benar,” katanya.
Lebih lanjut Yod meminta ulama lebih berperan dalam memberi pemahaman kepada masyarakat terkait perbedaan tersebut. “Dan saya yakin, umat muslim sudah paham dan akan saling menghormati,” katanya.
(San)