[lintasjabar tkp] Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi saat ini terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para guru di Jawa Barat. Di antaranya, mengupayakan kenaikan tunjangan pengawas dan kepala sekolah serta program peningkatan kesejahteraan guru pegawai negeri sipil (PNS) maupun non-PNS berupa rumah bersubsidi.
Hal tersebut disampaikan Kadisdik dalam acara “Pembinaan kepada Pengawas dan Kepala SMA/SMK/SLB pada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII”. Kegiatan ini diselenggarakan di Grand Sunshine Resort & Convention Soreang, Jalan Raya Soreang No. 06, Kab. Bandung, Selasa (15/9/2020).
Namun, menurut Kadisdik, hal ini tentu harus disesuaikan dengan anggaran.
“Saya sangat mendukung dan setuju dengan kenaikan tunjangan ini. Apalagi untuk rumah bersubsi. Saya sudah mencoba menghubungi BTN dan saya berencana menamainya dengan program ‘Bakti pada Guru’. Mudah-mudahan program ini bisa segera terealisasi,” harapnya.
[xyz-ips snippet=”bacajuga”]
Kadisdik menambahkan, program lain dalam upaya peningkatan kesejahteraan para guru, khususnya guru honorer, pada 11 September 2020, Tunjangan Profesi Guru (TPG) Honorer se-Jawa Barat (Jabar) telah cair.
“Tunjangan profesi guru yang diterima adalah per triwulan dan dibayarkan untuk dua triwulan,” ujarnya.
Selain memaparkan beberapa program peningkatan kesejahteraan para guru, Kadisdik pun menampung aspirasi dari para kepala sekolah dan akan berupaya memenuhi semua masukan yang disampaikan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Guru Tenaga dan Kependidikan (GTK) Disdik Jabar, Asep Suhanggan mengatakan bahwa kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi, di antaranya kompetensi manajerial dan kewirausahaan. Sebagai manajerial, kepala sekolah harus paham manajemen. Komponen manajemen adalah perencanaan dan perencanaan adalah tanggung jawab kepala sekolah.
“Kepala sekolah merupakan pelopor atau pemegang kunci mutu sekolah. Untuk itu, kepala sekolah sebagai manajerial tentu harus memiliki visi dan misi,” tuturnya.
Selanjutnya terkait perencanaan, lanjut Asep, kepala sekolah harus pintar memilih dan memilah kaitannya dengan kurikulum yang lebih esensial. “Pertama, berkaitan dengan pembentukan siswa yang berkarakter, berliterasi, dan berkompetensi,” tuturnya.
Asep menambahkan, pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 ini ternyata menimbulkan kesenjangan antarsiswa. Terdapat kesenjangan yang siginifikan dari segi kemampuan orang tua siswa dalam memfasilitasi pembelajaran daring bagi putra/putrinya.
“Namun, Alhamdulillah pemerintah telah memberikan bantuan kuota bagi seluruh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini sehingga orang tua siswa ikut terbantu,” ungkapnya.
Sementara itu, sebagai penyelenggaran kegiatan, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah (Cadisdikwil) VIII, Otin Martini memaparkan beberapa program dan inovasi yang sudah dilakukan Cadisdikwil VIII.
Program dan inovasi yang dilakukan Cadisdikwil VIII ini mendapat apresiasi dari Kadisdik. Otin pun menyampaikan terima kasih atas apresiasi tersebut.
“Terima kasih juga kepada seluruh panitia dan peserta yang terdiri dari para kepala sekolah dan pengawas yang hadir dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Selain Pembinaan kepada Pengawas dan Kepala SMA/SMK/SLB pada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, acara ini juga diisi pemberian SK mutasi dan rotasi kepala sekolah oleh Kadisdik. (Red)