Ditargetkan 2015 PDAM Mampu Layani Hingga 80 Persen Penduduk Kota Bandung

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Dalam upaya menghadapi krisis air baku manajemen PDAM Tirta Wening Kota Bandung akan memanfaatkan air baku dari sungai di Kab. Garut dan luapan Sungai Cikalong, Kab. Bandung untuk meningkatkan produksi air bersih hal tersebut dilakukan guna persediaan air baku di cekungan Bandung yang sudah hampir habis.

Dari persediaan air baku yang sudah menipis, berakibat sekitar 59.200 pelanggan PDAM di Kota Bandung mendapatkan air secara bergilir dan secara persentase pada kisaran 33 persen warga Bandung menggunakan sumber air selain PDAM. Dan sisanya sebanyak 67 persen sebagai pelanggan PDAM.

Demikian dikatakan Direktur Air Bersih PDAM Tirtawening Kota Bandung, Tardan Setiawan kepada wartawan Jum’at (15/10) di kantor PDAM Kota Bandung. Dijelaskannya, angka 59.200 merupakan 40 persen dari total 148.000 pelanggan PDAM. Mereka mendapatkan giliran aliran air beragam, mulai dari dua jam sehari sampai 12 jam per hari. Sementara sisanya, sebanyak 60 persen pelanggan PDAM di Kota Bandung sudah dapat menikmati aliran air bersih selama 24 jam.

Menurut Tardan, pihaknya hingga kini masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan air baku untuk keperluan PDAM. Alasannya, pengambilan air baku permukaan di sejumlah sungai yang ada dibatasi oleh Pemerintah melalui Direktorat Jendral (Dirjen) Sumber Daya Air.

“Padahal, kami sangat membutuhkannya. Tetapi ada aturan yang membatasi pengambilan air sungai. Sementara kebutuhan kita untuk pelanggan idealnya sebesar 4500 liter/detik. Jadi masih sangat jauh dari ideal,” tambah Tardan. Dan untuk melayani sedikitnya 148.000 pelanggan, saat ini PDAM kota Bandung baru mampu mengalirkan air bersih 2900 liter/detik.

Diakuinya, salah satu yang masih mengganjal pelayanan aliran air selama 24 jam kepada pelanggan adalah keterbatasan persediaan air baku di cekungan Bandung. Sebagai contoh, pengambilan air baku dari Sungai Cikapundung dan Cisangkuy saat ini dibatasi, karena harus berbagi dengan penggelontoran air untuk kota dan irigasi. Selain pula pada karakter geografis cekungan Bandung yang tidak rata membuat aliran air terhambat dari satu daerah ke daerah lain.

Untuk memenuhi target MDG`s, terang Tarda, PDAM harus mampu melayani 80 persen kebutuhan air bersih Kota Bandung, dan setidaknya diperlukan 4.500 liter per detik air baku. Untuk itu, dipaparkan Tardan, PDAM Tirtawening Kota Bandung berencana akan bekerja sama dengan Kota Cimahi, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, dan Kab. Garut untuk memanfaatkan air-air permukaan di daerah-daerah tersebut sebagai tambahan air baku. Disamping pula akan bekerja sama dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemprov Jabar untuk memanfaatkan luapan Sungai Cikalong, Kab. Bandung. Air baku ini nantinya akan diproduksi untuk memasok air bersih di Soreang Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat. Tahap berikutnya, memanfaatkan air dari Waduk Saguling. Pihaknya menargetkan, pada 2014 atau 2015 mampu melayani 80 persen penduduk Kota Bandung.

“Di Kab. Garut ada air sungai yang dibuang ke laut selatan yang nantinya akan ditarik ke bagian utara, dan dimanfaatkan sebagai air baku. Sementara terkait Saguling ini masih wacana, karena biaya produksinya mahal dan distribusinya juga terbatas,” ujarnya. (Herdi/san)

Tinggalkan Balasan