BANDUNG (Lintasjabar.com),- Setiap orang yang tidak membuang sampah ke sungai merupakan pahlawan lingkungan, hal tersebut dikemukakan Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda SH., pada saat launching gebyar Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) 2010 di lapang parkir timur Cikapundung, Sabtu (2/10). Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD, Erwan Setiawan, Kapolrestabes Kota Bandung, Kombes Pol. Jaya Subriyantos, Dandim 0618/BS, Letkol. Inf. Yutfi Senjaya, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Ny. Nani Dada Rosada, dan sejumlah pejabat publik.
Menurut Ayi, GCB penataan Cikapundung mulai dari Cikapundung sampai Sabuga, dan dari Sabuga sampai PLN. “Kerjabakti dilakukan di 11 titik mulai curug Dago sampai dengan PLN ini”, ujar Ayi.
Lebih lanjut dikatakannya, alasan penataan dibagi dua, karena karakteristiknya berbeda, “Dari Curug Dago ke Sabuga bantaran sungainya cenderung masih kurang dihuni warga, sedangkan dari Sabuga sampai PLN penuh dengan pemukiman padat penduduk”.
Untuk penataan kawasan Cikapundung ini, dengan dua pendekatan yaitu pendekatan teknik seperti normalisasi sungai, pengerukan sedimentasi, pembuatan septik tank komunal, pembuatan kirmir. Dan pendekatan kultural dengan memberikan pengertian kepada warga agar jangan membuang sampah ke sungai. “Pendekatan teknik saja tidak akan berhasil apabila warganya masih mempunyai kebiasaan untuk membuang sampah ke sungai”, papar Ayi.
Untuk itu, menurut Wakil Wali Kota Bandung, dirinya atas seijin Wali Kota, akan meminta kepada rektor-rektor Universitas yang ada di Kota Bandung, agar pada saat ospek mahasiswa baru untuk ikut membersihkan sungai Cikapundung bersama warga, dan pada saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) mereka mendampingi warga yang ada di sepanjang sungai Cikapundung agar tidak membuang sampah ke sungai. “Untuk itu nanti rabu saya berencana bertemu dengan rektor Maranatha untuk membicarakan hal ini, dan nanti akan dilanjutkan ke perguruan tinggi lainnya”, ungkapnya.
Ayi, menargetkan dalam dua tahun sungai Cikapundung bisa menjadi bersih, sehingga bisa menjadi wisata air, pusat budaya dan tempat belajar. “Segalanya tidak ada yang tidak mungkin, kemarin saja pada saat pembersihan sungai Cidurian, warga banyak yang menganggap tidak mungkin bersih, nyatanya dalam waktu tiga minggu, sungai tersebut bersih dan bisa dipakai untuk tempat memancing”, ungkapnya.
Sementara itu menurut kepala Bappeda Kota Bandung yang sekaligus ketua GCB, Taufik Rachman, panjang sungai Cikapundung 28 KM, dan melintas di Kota Bandung sepanjang 15,5 KM, 68 prosennya melewati pemukiman padat, 1058 bangunan.
Lebih lanjut dikatakannya, air sungai Cikapundung ini potensial untuk air baku sebagai bahan air bersih, tetapi saat ini debit airnya menurun 20-30 prosen.
“Akar permasalahannya diantaranya, air larian yang mengandung lumpur, volume sampah dan limbah”, ujarnya.
Gebyar GCB kali ini menurut Taufik Rachman melibatkan sekitar 1500 orang, untuk melakukan pembersihan sungai yang terdiri dari TNI Polri, OKP, Ormas, LSM, dan unsur SKPD Kota Bandung.
“Tahapan dari gebyar Gerakan Cikapundung Bersih ini, dengan tahapan revitalisasi sungai Cikapundung, diantaranya dengan melakukan kegiatan sosialisasi, bakti sosial, normalisasi sungai, inventaris bangunan sekitar bantaran sungai, penghijauan dan tata letak bagunan sepanjang sungai”, pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga Wakil Wali Kota Bandung bersama unsur muspida, melakukan penanaman pohon pelepasan burung dan sejumlah ikan nila, patin serta lele. (Herdi)