[lintasjabar tkp=] Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi momentum bagi insan pendidikan Jabar untuk memperlihatkan soliditas dengan membantu sesama di tengah pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar Dewi Sartika di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (2/5/20), menyerahkan sejumlah bantuan dari insan pendidikan Jabar kepada Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja.
“Ini adalah dana-dana yang dihimpun oleh kepala sekolah, komite sekolah, orang tua dan peserta didik se-Jawa Barat,” kata Dewi.
Rinciannya, uang sebesar Rp2 miliar yang disalurkan melalui Jabar Bergerak, Rp950 juta dari SMA/SMK/SLB se-Jabar yang disalurkan langsung kepada warga terdampak COVID-19. Kemudian, 23.214 paket sembako, 2.294 pcs Alat Pelindung Diri (APD), 128.213 masker, 9.956 liter hand sanitizer, 7.611 liter disinfektan, dan 2.990 face shield.
“Bantuan ini dilaksanakan oleh guru-guru, untuk masyarakat di sekitar satuan pendidikan yang ada di seluruh pelosok Jawa Barat,” kata Dewi.
[xyz-ips snippet=”bacajuga”]
Selain itu, Dewi melaporkan bahwa sejumlah SMK di Jabar dilibatkan dalam produksi ventilator, yakni SMK 4 Bandung, SMK 6 Bandung, SMK 8 Bandung dan SMK 1 Cimahi.
“Sekolah kami di SMK, yaitu SMK 4, 6, 8 (Bandung) dan SMK 1 Cimahi sudah mendapat masing-masing 20 paket untuk sama-sama dengan tim yang dipimpin oleh Pak Syarif Hidayat (Dosen ITB) dalam rangka produksi ventilator, kerja sama dengan Salman ITB. Jadi, sekolah SMK kita juga dilibatkan,” ucapnya.
Dewi mengatakan, para siswa SMK tersebut membantu pembuatan ventilator sebanyak 500 unit. Dari jumlah tersebut, 80 unit diantaranya akan diberikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar.
“Insyaallah dari 500 yang akan dibuat, kita mendapatkan 80. Jadi ini juga sebuah bentuk kepedulian dari kita semua,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan bahwa keterlibatan SMK di Jabar dalam pembuatan ventilator menjadi bukti kekuatan insan pendidikan Jabar. Menurut ia, insan pendidikan Jabar harus kompetitif dan inovatif dalam merespons perkembangan dunia global.
“Kita harus menjadi masyarakat pendidikan yang kompetitif, yang bisa merespons kemajuan dunia, ciptakan inovasi-inovasi baru. Kita bisa menciptakan apa saja yang kita mau. Terbukti, pada saat COVID-19 ini tiba-tiba kita bisa membuat ventilator dengan karya anak bangsa, yang salah satunya dikerjakan oleh SMK di Jawa Barat,” ucap Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil.
“Ini artinya bangsa kita harus semangat. Kita punya kekuatan yang luar biasa. Jangan selalu dengan efek terdesak atau kepepet baru kita berinovasi,” imbuhnya.
Kang Emil menyatakan, seluruh insan pendidikan diwajibkan mengedepankan nilai kejujuran dan keteladanan. Selain itu, dalam mengikuti perubahan zaman dan perkembangan dunia, nilai kompetitif dan inovatif harus diterapkan di Jabar.
“Jadi saya titip, selain nilai kejujuran dan keteladanan yang pertama, saya titipkan nilai kompetitif dan inovasi harus menjadi warna pendidikan di Jawa Barat,” katanya. (Ihsan)