Heryawan : Duka Mendalam Untuk Mang Nano

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Jawa Barat kembali kehilangan seniman besarnya. Meninggalnya tokoh seniman sunda Nano Suratno menambah panjang deret nama penggiat seni budaya di Jawa Barat yang pergi selamanya. Sebelumnya seperti nama Abah Us Us, Yan Asmi dan Kang Ibing lebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Nano meninggal dunia pada Rabu (19/9) pk. 23.30 malam di RS Immanuel Kota Bandung. Sebelum meninggalanya, Nano sempat menyambangi Negeri Belanda dalam sebuah misi kebudayaan September lalu. Berita meninggalnya Nano pun sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Sejenak orang nomor satu di Jawa Barat itu diam dan memanjatkan doa.

“Kita kembali kehilangan tokoh seni budaya Jawa Barat. Atas nama pribadi, keluarga dan Masyarakat Jawa Barat, kami turut berduka sedalam-dalamnya. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan memberikan tempat yang layak di Surga-Nya,” tutur Heryawan di sela-sela Rapat Korodinasi Nasional (Rakornas) Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPTPPO) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (30/9). Sebelumnya Istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan mewakili Keluarga Gubernur sempat menjenguk Mang Nano di Ruang ICU RS Immanuel, Selasa (28/9) malam.

Lebih lanjut Heryawan menandaskan, kontribusi Mang Nano panggilan akrab Nano Suratno terhadap dunia seni budaya di Jawa Barat sangat banyak. Sebagai Maestro pencipta lagu sunda, Mang Nano dikenal sebagai tokoh yang berhasil mengenalkan kebudayaan sunda hingga ke mancanegara, seperti Belanda dan Amerika Serikat. Bahkan sebelum musibah itu, Mang Nano masih mendampingi Tim Kesenian ke sebuah acara Festival di Negeri Belanda. “Beliau tipe pekerja keras. Lagu yang paling akrab di telinga saya, seperti kalangkang sangat memikat. Lagu itu bak lagu wajib diputar dalam acara-acara resmi, hajatan dan pesta rakyat,” ujarnya.

Mang Nano meninggalkan satu Istri dengan tiga anak, satu perempuan dan dua lelaki dengan 7 orang cucu. Sempat dirawat di RS Immanuel sejak Jumat (24/9) malam di ruangan Intensive Care Unit (ICU) karena pecah pembuluh darah di kepala. Menurut Ny. Dheniarsih, istri Almarhum, Mang Nano sempat membuat laporan sepulangnya dari misi kesenian Gamelan International Festival Amsterdam (IGFA) 2010 pada 2-11 September lalu di Belanda. Almarhum, menurut keterangan keluarga, rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lengok Ciseureuh Perumahan Mekar Wangi yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari Rumah Duka di Gang H. Ahmad, Jl Mohammad Toha, Kota Bandung. (san)

Tinggalkan Balasan