BANDUNG, LJ – Sebanyak 65 orang peserta yang hadir mewakili Dinas Kab/kota Jawa Barat membidangi kebudayaan, OPD Provinsi terkait, perguruan tinggi media, serta lembaga dan komunitas Jabar yang berkaitan dengan tradisi lisan, manuskrip, dan bahasa mengikuti Dialog yang bertemakan Tradisi Lisan, Manuskrip dan Bahasa sebagai bagian dari Objek Pemajuan Kebudayaan yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat di Hotel Tjokro Bandung, Kamis (5/9/2019).

Dalam presrealese yangvditerima redaksi, dialog berlangsung selama dua hari dari 5 hingga 6 September 2019 tersebut sebagai upaya mengidentifikasi berbagai masalah kebudayaan yang muncul serta mencari solusi pemecahan.
Guna dapat mengidentifikasi serta menghasilkan solusi pemecahan, dihadirkan pada dialog tersebut para narasumber kompeten di bidangnya seperti Ketua Dewan Kebudayaan Jabar, Fakultas Ilmu Budaya UNPAD Bandung, Rektor ISBI Bandung, Bappeda Provinsi Jabar, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kemendikbud RI dan Tim Ahli Jabar Juara. Selain itu juga hadir beberapa tokoh budayawan Jawa Barat, salah seorang diantaranya Uu Rukmana.
Pada kesempatan itu, Kepala Disparbud Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik melalui Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Provinsi Jawa Barat Febiyani mengatakan, selain merupakan ajang silaturahmi, dialog yang digelar ini merupakan salah satu upaya percepatan pemajuan kebudayaan di Jawa Barat.
“Ini adalah salah satu wadah untuk bersilaturahmi antar institusi dan pegiat kebudayaan Jawa Barat. Dalam dialog ini, dibahas berbagai permasalahan yang ada,” ungkapnya.
Diharapkannya, dengan adanya pembahasan terhadap persoalan yang muncul dalam pemajuan Kebudayaan di Jawa Barat, dapat dicari berbagai solusinya. Pemecahan masalah pun dapat dilakukan bersama-sama, sehingga terselesaikan secara tuntas.

“Pembahasan permasalahan kebudayaan yang muncul dan peserta yang mewakili setiap unsur dapat bersama-sama menyampaikan usulan alternatif. Usulan itu merupakan solusi pemecahan masalah yang diharapkan dapat dilakukan secara bersama pula,” pungkasnya. (San)