Kerjasama PDAM dengan USAID-ECO Asia “Tingkatkan Pelayanan Tangki Septic Secara Professional”

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Penanganan limbah penduduk yang kurang memadai sering menjadi isu lingkungan yang berpotensi menimbulkan penyakit juga meningkatkan biaya perawatan kesehatan dan kebutuhan air bersih. Pengalaman membuktikan, sanitasi yang buruk menjadi salah satu factor penyumbang angka kesakitan yang secara lebih luas akan berdampak terhadap penurunan produktifitas masyarakat.

Hal itu disampaikan Walikota Bandung, H. Dada Rosada dalam workshop Manajemen Pengelolaan Lumpur Tinja di Hotel Aston Primera Bandung, Rabu (09/03).

“Penanganan isu lingkungan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak dan pelaksanaannya harus dilakukan secara terkoordinasi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha,” terangnya.

Diterangkannya, Pemkot Bandung sejauh ini telah berupaya mengatasi isu lingkungan antara lain melalui program penambahan layanan air limbah yang hingga kini mencakup 59% dan memperkuat komitmen bersama dengan 41 pemerintah kabupaten-kota dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2010.

Sedang diungkapkan Direktur Utama PDAM Kota Bandung, Ir. Pian Sopian penyelenggaraan workshop merupakan hasil kerjasama antara PDAM Tirtawening Kota Bandung bersama USAID-ECO Asia. Pentingnya kerjasama tersebut, sambungnya, karena permasalahan pengelolaan lumpur tinja haruslah melibatkan semua pihak secara terintegrasi.

Sejauh ini, air limbah yang dikelola PDAM Kota Bandung adalah penanganan air limbah domestic dengan system perpipaan dan pelayanan dengan tangki septic dengan cakupan pelayanan saat ini baru mencapai 59 persen yang didalamnya termasuk pelayanan air limbah melalui armada tangki dan jumlah pengguna armada tangki di Kota Bandung saat ini 200 ribu unit yang tersebar di Kota Bandung.

“Kebutuhan pengguna tangki septic sangatlah tinggi namun pelayanan penanganan air buangan dari tangki septic sangat terbatas. Keterbatasan itu dikarenakan factor sarana dan prasarana juga SDM,” ujarnya

Diakuinya sarana pelayanan tangki septik yang dimiliki PDAM saat ini hanya 3 unit kendaraan yang laik beroperasi dari 5 unit kendaraan yang ada.

Maka dengan keterbatasan sarana mobil tangki yang dimiliki PDAM tersebut, maka PDAM menjalin kerjasama kemitraan dengan perusahaan pelayanan tangki swasta di Kota Bandung sebanyak 25 unit.

“Selama ini pembuangan lumpur tangki septic masih dimasukan ke system perpipaan air limbah karena Kota Bandung sejauh ini belum mempunyai instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Diharapkan ke depan Pemkot Bandung dapat menyediakan IPLT untuk kebutuhan pelayanan tangki septic,” tandasnya secara berharap pula kerjasama dengan USAID-ECO Asia dapat meningkatkan pelayanan tangki septic secara professional. (Herdi)

Tinggalkan Balasan