BANDUNG LJ – Banyaknya bangunan sekolah yang rusak di sejumlah daerah di Jabar, baik negeri maupun swasta bukan terletak pada kurang efektifnya program Ruang Kelas Baru (RKB) yang digalakan pemerintah. Terlebih RKB bukan satu-satunya persoalan, RKB hanya bagian dari masalah yang muncul dari sistem pendidikan di Republik ini.
“Misalnya jumlah siswa banyak, namun fasilitas ruangan tidak memadai. Sudah kurang, banyak pula yang hancur, munculah RKB, karena ruangan itu sangat penting menunjang proses belajar mengajar agar tetap berjalan baik,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar Yod Mintaraga kepada wartawan, di Gedung DPRD Jabar, Selasa (7/10/2014).
Program RKB cukup efektif, namun di sisi lain kemampuan pemerintah untuk program RKB sangat terbatas. Adapun belum meratanya program pendidikan yang digalakan (gratis) di setiap daerah, menurutnya tidak bisa semata kesalahan gubernur. Terlebih, setiap daerah memiliki perbedaan anggaran.
Terbukti dengan berkembangnya peruntukan RKB yang hanya untuk sekolah negeri, kini swasta pun dibantu. Hal itu terjadi karena faktanya penyelengaraan pendidikan dari masyarakat di Jabar lebih besar.
“Solusinya, harus ada perhatian khusus bagi daerah yang saat ini belum bisa menerapkan sistem pendidikan gratis, salah satunya melalui program RKB, peningkatan kualitas pendidikan dan bantuang lainnya yang menunjang meningkatnya kualitas pendidikan,” jelasnya.
Lebih lanjut Yod mengungkapkan, meskipun ada kebijakan 20 ribu RKB, saat ini tetap dirasa tidak cukup, padahal sudah dibantu CSR perusahaan swasta. Setiap tahunnya, Pemprov Jabar meluncurkan 4 ribu hingga 6 ribu RKB ditambah dari CSR. (Ihsan)