BANDUNG LJ – Komisi V DPRD Jawa Barat berang dan mempertanyakan masuknya program sanitasi pembuatan jamban dengan nilai sebesar Rp 611 miliar untuk 1200 unit jamban di anggaran kesehatan. Terlebih anggaran pembuatan jamban tersebut dinilai sangat fantastis dan mencapai Rp 540 juta perunitnya.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Yomanius Untung mengatakan,”Angka pembuatan jamban ini sangat fantastis, ini besar sekali kalau hanya untuk pembuatan jamban, desainnya seperti apa?,tutur legislator dari Golkar ini kepada wartawan usai rapat kerja tentang anggaran kesehatan dengan Bappeda dan Dinas Kesehatan Jabar di ruang Komisi V DPRD Jabar jalan Diponegoro no 27 Kota Bandung, Senin (19/1).
Lebih lanjut Ia mengatakan, tidak hanya itu saja, yang paling parah adalah adanya alokasi anggaran untuk pembuatan sanitasi di anggaran kesehatan. Padahal hal tersebut merupakan program infrastruktur dari diskimrum.
Menurut Untung, sanitasi itu adanya di kimrum, tetapi kenapa dimasukan di kesehatan. Ini jelas bisa dikatakan adanya penyimpangan misi, ini bentuknya fisik. Ini tidak boleh.
Terkait itu, dirinya menilai masuknya program pembuatan sanitasi tersebut terlalu dipaksakan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan anggaran kesehatan yang 10 persen. Terlebih saat ini anggaran kesehatan baru 2,7 persen dari APBD Jabar yang mencapai sekitar Rp 24 triliun.
“Saya kira program sanitasi ini program dadakan hanya untuk memenuhi pemenuhan anggaran kesehatan 10 persen. Tentunya itu sangat teledor dan asal asalan,” katanya.
Hal senada pun diungkapkan Ichwan Fauzi anggota Komisi V DPRD Jawa Barat. Dikatakannya, pihaknya sangat menyayangkan dengan masuknya program sanitasi dan pembuatan jamban pada anggaran kesehatan. (Ihsan)