KAB. BANDUNG, LJ – Sedari pagi, lebih dari 150 orang sangat antusias berdatangan yang sebelumnya telah mendaftar sebagai peserta pada event seminar dan lomba yang digelar Lembaga Kursus & Pelatihan (LKP) MEY – Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) MEY yang berada dibawah naungan Yayasan Meiji Abirah.
Bahkan acara yang dimeriahkan dengan pagelaran pengantin oleh Holly Wedding berjalan cukup sukses dan menarik animo besar dari para undangan dan peserta.
Bagaimana tidak, rangkaian acara yang diisi dengan seminar sangat memberikan edukasi dan informasi bagi peserta menyoal Modifikasi Rias Pengantin (MRP) Sunda Siger. Pada seminar itu pula menghadirkan dua narasumber yang kredibel diantaranya Delis Lela Haryati, S.Pd.I yang merupakan Ketua Yayasan Meiji Abirah juga sebagai Pimpinan di LKP/LPK MEY yang memaparkan materi tentang bagaimana Pakem-Pakem MRP Sunda Siger serta Nelly Thomsound sebagai narasumber yang pernah menyabet Juara 1 Nasional MRP Sunda Siger pada 2017 yang didaulat mengulas materi terkait Make up Bold untuk MRP Sunda Siger.
Menurut Delis Lela Haryati yang akrab disapa Mey ini, event seminar dan lomba ini dilaksanakan dengan tujuan agar para perias menjadi perias profesional dan kompeten di bidangnya.
Mey pun menilai perias harus selalu menjaga profesionalisme dan kompetensinya dengan menguasai tiga hal diantaranya skill, knowledge serta attitude atau etika dan sikap kerja perias. Dua materi yang disuguhkan dua narasumber pada seminar tersebut, sambungnya, bukan hanya berbicara teori atau memberikan knowledege tetapi memberikan cara atau teknik dan praktik merias.
“Skill atau keterampilan yaitu teknik merias yang memiliki nilai jual di masyarakat, berdaya saing tinggi dalam berkompetisi di dunia usaha, itu yg dikupas dalam materi teknik bold untuk MRP Sunda Siger. Selain juga perias harus memiliki Knowledge juga Pengetahuan terkait pengetahuan mereka tentang pakem-pakem tata rias pengantin sehingga gaya tata rias pengantin yang ditampilkan itu tetap memiliki nilai-nilai kesakralannya sebagai seorang pengantin,” tutur Mey usai acara di Cafe Koya, Minggu (28/10/2018).
Ditambahkannya, pada materi pakem-pakem MRP Sunda Siger dikupas lengkap dengan filosofi-filosofi dimana tata rias pengantin itu secara keseluruhan memiliki makna-makna dibalik segala riasannya.
Tidak ketinggalan, atittude atau etika dan sikap kerja menjadi bagian penting bagi perias. Dengan attitude yang diulas diharapkan seorang perias dapat memahami etika profesinya.
“Kita menekankan bagaimana busana kerja atau dresscode seorang perias yang harus selalu kelihatan anggun dan berwibawa yaitu dengan menggunakan busana kebaya dan kain. Hal itu untuk membiasakan beretika tentang busana kerja seorang perias,” ungkapnya.
Dalam seminar itu juga menjadi moment penting dalam mensosialisasikan etika atau tata krama seorang perias yang harus diperhatikan dalam memperlakukan pengantin yakni dalam sesi make up. Perias tidak diperbolehkan memegang kepala sembarang tempat selain hanya satu bagian saja yaitu ikatan rambutnya.
“Pada sesi materi dipaparkan bagaimana memperlakukan pengantin pada saat merias. Misal pada saat mengaplikasikan make up, seorang perias tidak boleh memegang kepala pengantin di sembarang tempat,” jelasnya.
Sementara itu, Ali Sigurat berhasil menyabet Juara Pertama pada ajang lomba Rias Pengantin Modern/Komersil dan berhak mendapat thropy, ditambah pula gaun sari India senilai Rp. 1.500.000 dari Holly Wedding, kalung set dari toko perhiasan Kembang Goyang dan asesoris lainnya dari Nazla Colection.
Sedang posisi kedua diraih Itep Setiawan, serta ketiga Edon Makeup yang mendapat thropy, bingkisan dari LKP Mey, kalung set dari kembang goyang, juga asesoris dari nazla collection.
Dan untuk juara harapan pertama diraih Aldy, disusul Windi bonita dan Acifamello yang mendapat thropy, kalung set, juga asesoris.
Event tersebut pun menjadi bagian dari LKP/LPK Mey dalam merajut dan mempererat tali silaturahmi antar alumnus khususnya alumni kursus angkatakan 2017-2018 disamping saling menambah luas wawasan. (San)