BANDUNG (Lintasjabar.com),- Gerakan yang ditunjukan kolaisi riksa cai dikatakannya sebagai wujud panggilan kepedulian, solidaritas dan tanggung jawab untuk memperbaiki lingkungan. Kegiatan serupa diharapkan Dada, tidak saja berlanjut tapi juga bisa diikuti warga lainnya. Masyarakat setidaknya diingatkan, membuang sampah ke sungai sama dengan menabung bencana, masyarakat sendiri yang akan menuai kesengsaraan.
“Kita awali hari ini, tidak buang sampah ke sungai. Bagi yang daerahnya belum atau tidak ada tempat penampungan sampah sementara, simpan saja depan rumah atau di pinggir jalan ketimbang dibuang ke sungai. Ini akan memudahkan kita membersihkannya,” ujar walikota Bandung, H. Dada Rosada saat menyaksikan kegiatan bhakti sosial bebersih Anak Sungai Cidurian-Kali Cicadas Baru, di kawasan Cijawura Buahbatu Bandung, Minggu, (23/10).
Kota Bandung menurut Dada, memerlukan lebih banyak lagi pejuang dan pahlawan peduli lingkungan. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup Kota Bandung dikatakannya mendesak karena merupakan bagian dari kebutuhan hidup. “Program kali bersih judulnya saja Gerakan Cikapundung Bersih, tapi yang harus dilakukan seluruh atau 48 sungai yang ada di Kota Bandung semuanya bersih,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Forum Silaturahmi Umat Beragama (FSUB) Kota Bandung, KH Ahmad Suherman dalam tauziyah singkatnya menjaga alam lingkungan disela bahwa Sang Maha Pencipta, Allah SWT menitipkan alam jagat raya kepada manusia untuk dijaga dan dipelihara. Allah pun menjanjikan kesejahteraan bagi manusia jika manusia menjaga dan memelihara alam dengan baik. Sebaliknya Allah akan murka kalau manusia merusak alam. “Manusia perusak alam, mereka sama dengan orang-orang dzalim dan kafir,” katanya.
Koordinator kegiatan, ibonk menuturkan, koalisi riksa cai untuk Bandung merupakan gabungan 40 komunitas, diantaranya penggemar vespa, mahasiswa peduli alam sejumlah perguruan tinggi. LSM dan masyarakat peduli lingkungan. Bhakti sosial diperkirakan melibatkan lebih kurang 10.000 orang. Peserta banyak juga yang dari luar Kota Bandung, diantaranya Jogyakarta, DJI Jakarta dan Banten.
Kegiatan yang bertemakan “Sungaiku Hidupku” dikatakan Ibonk, merupakan gerakan moral yang berorientasi pada penguatan rasa hormat pada sungai sebagai penopang kehidupan manusia. Kali Cicadas baru yang merupakan anak sungai Cidurian digambarkannya, cukup memprihatinkan karena sering menjadi tempat pembuangan sampah, limbah rumah tangga dan sisa aktivitas manusia lainnya.
“Perlu ada kepedulian dan upaya nyata perbaikan. Jika tidak, ini bakalan mengundang bencana juga gangguan kenyamanan, tidak saja kini tapi juga dimasa mendatang. Kita tidak ingin dikatakan generasi yang kufur nikmat,” ujarnya.
Masih dalam gerakan lingkungan hidup, ditempat terpisah sedikitnya 3.000 anggota Korpri Kota Bandung dari berbagai SKPD, aparat kewilayahan kecamatan dan kelurahan, guru dan siswa se Bandung, menggelar aksi kebersihan. Gerakan dikatakan Ketua DPC Korpri Kota Bandung, H Nanang Sudjana, dilakukan dalam rangka bakti Korpri memperingati HUT ke 39 Tahun 2010, sekaligus menunjang sukses Kota Bandung dalam peraihan sukses Adipura.
Sasaran kegiatan dilaporkan, difokuskan pada 48 titik, meliputi wilayah perumahan (Perumahan Sukaluyu, Cijerah I, Sadang Serang, Sarijadi dan Antapani), Jalan arteri (Jl Soekarno-Hatta, Aasia Afrika, Supratman, Merdeka), jalan protokol (Jl Cipaganti, Pajajaran, Surapati, Aceh, Ir H Juanda, Siliwangi, Martadinata, Jawa, Jakarta dan Jl Sumbawa). Titik sasaran lainnya meliputi pasa-pasar tradisional (Pasar Ujungberung, Ciwastra, Kebom Kalapa, Leuwi Panjang, Cicaheum, Cihaurgeulis, Astanaanyar, Sederhana, Gedebage, Kosambi, dan Caringin), pertokoan (perbelanjaan Cihampelas, pertokoan Jl Dalem Kaum, pertokoan Pungkur d an Astanaanyar), rumah sakit (RSUD Ujungberung), taman kota (taman balaikota, Taman Tegallega, Taman Maluku), terminal (Term Leuwi Panjang, Cicaheum, Ledeng), stasiun kereta api (Kiaracondong dan St Hall KA Bandung). (Herdi)