BANDUNG (Lintasjabar.com),- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar kembali menggelar Pasanggiri Mojang Jajaka (Moka) 2010, dengan alasan tidak menyelenggarakan pasanggiri tapi melakukan evaluasi dan menyiapkan program yang lebih baik untuk pelaksanaan pasanggiri tahun 2010 berdasarkan dari hasil evaluasi dengan penilaian yang sangat ketat dari utusan kab/kota dengan menitik beratkan pada kecerdasan.
“Setelah sempat keluar pakem, karena banyak yang menilai kegiatan Pasangiri Mojang Jajaka (Moka) itu terkesan hanya mencari sosok moka yang cantik dan tampan saja, kini Pasanggiri Moka Jabar kembali dilaksanakan pada 2010,” ujar Kepala Bidang Pariwiasata Disparbud Jabar, Drs H Dani Herdiana,MSi didampingi Ketua Bidang Pembinaan dan Penjurian Pasanggiri Moka Jabar 2010, Uchie HS saat ditemui wartawan seusai memberikan pembekalan kepariwisataan kepada para Moka yang baru diresmikan dikarintina di Aula Kantor Disparbud Jabar, Jalan RE Martadinatano 209 Bandung, Rabu (27/10).
Diatambahkan dani, pada tahun kemarin memang tidak diadakan, karena sebelumnya banyak yang menilai ajang ini keluar dari pakem. Maka sekarang ini para Moka itu dituntut punya kreatifitas unik yang mampu menjadi sebagai media untuk menginformasi seni budaya dan pariwisata Jabar serta semua program pembangunan Jabar.
Bentuk kreatifitas yang harus dimiliki setiap moka itu, tutur Jidan panggilan akrabnya, antara lain mereka harus mampu memberikan masukan soal cara mempromosikan seni budaya dan pariwisata Jabar serta mampu mempromosikan program pembangunan lainnya seperti menjadi juru penerang dalam menyosialisasikan pentingnya Keluarga Berencana (KB), dan peduli lingkungan yang bersih dan sehat. Mereka juga minimal harus mampu memainkan salah satu jenis kesenian Sunda, seperti menyanyi lagu Sunda atau menari tarian Sunda atau yang masih berbai tradisional Sunda.
“Jadi hasil dari evaluasi selama tahun itu, kami harus menjadikan kegiatan Moka ini tidak hanya untuk mencetak duta pariwisata saja. Tapi duta pariwisata yang punya kreatifitas atau memiliki multi talenta. Kalau dalam Basa Sunda itu istilahnya ‘masagi’,” paparnya. Ditambahkannya, diharapkan nanti dalam penyeleksian itu ada proses unjuk kabisa.
Dari dua puluh enam kabupaten/kota yang ada di Jabar, hanya Kabupaten Sumedang yang tidak mengikutkan pesertanya dalam ajang Pasanggiri Mojang Jajaka (Moka) Jabar 2010. Padahal daerah tersebut dikenal dengan sebutan Puser Budaya Sunda.
“Peserta hanya diikuti oleh 25 kabupaten/kota, karena Sumedang tidak bisa mengikutkan peserta pasanggirinya dalam Pasanggiri Moka Jabar 2010 ini,” kata Kasi Usaha Pariwisata Disparbud Jabar, Agus Saputra dalam sambutannya pada acara peresmian peserta dan peresmian karantina Moka Jabar 2010. (Danny)