Pemprov Jabar Anggarkan Hampir 4 Miliar Buat Hewan Kurban

Bandung (Lintasjabar.com),- Total nilai hampir Rp 4 milia untuk perayaan Iduladha 1431, Gubernur Jabar menghibahkan 282 ekor sapi, dan 325 ekor kambing. Di antara yang dikirimi sapi adalah beberapa keluarga mantan Gubernur Jabar, kantor media massa, ormas, dan organisasi profesi kewartawanan.

Menurut Kepala Bagian Agama di Biro Pelayanan Sosial Pemprov Jabar, Dady Iskandar, ratusan hewan kurban itu biasa diberikan setiap tahun, sebagai wujud kepedulian Gubernur Jabar. Hewan kurban yang diserahkan, dipersilahkan untuk dipotong oleh organisasi penerimanya.

“Nilai totalnya hampir Rp 4 miliar. Yang menerimanya mulai dari mesjid, pesantren, ormas, media massa, dan keluarga mantan gubernur Jabar,” kata Dady  kepada wartawan, di ruang Asda IV Pemprov Jabar, Kamis (18/11).

Hewan kurban yang diberikan kepada organisasi dan individu itu diharapkan untuk dipotong dan dibagikan kepada yang membutuhkan. Kantor media massa yang dikirimi sapi sebanyak 20 media, antara lain Pikiran Rakyat, detikbandung.com, kantor biro Tempo Jabar-Banten, kantor biro Seputar Indonesia, kantor Galamedia, kantor Radar Bandung, dan lain-lain. PWI juga disebut sebagai penerima hewan kurban.

Sedangkan keluarga mantan gubernur yang dikirimi sapi, yaitu keluarga Danny Setiawan, keluarga Nuriana, keluarga Yogi S. Memet, dan keluarga Solihin GP.

“Kami bekerja sama dengan Rumah Zakat, Percikan Iman, dan PKPU untuk pengadaan dan distribusi hewan kurban itu. Karena bantuan ini sifatnya hibah, kami tidak melakukannya melalui tender. Sekarang pengiriman masih berlangsung di lapangan,” kata Dady.

Dia juga mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai pihak yang menolak bantuan hewan kurban itu. Kalau pun ada, kata Dady, maka hewan kurban akan dialihkan kepada pihak lain yang membutuhkan.

Kenyataannya, beberapa kantor media massa menolak kiriman sapi itu, antara lain detikbandung.com, dan kantor biro Tempo Jabar-Banten. Begitu juga keluarga Yogi S. Memet menolak kiriman sapi itu.

Kepala Biro Tempo, Juli Hantoro mengatakan, dia menolak sapi itu karena kebijakan perusahaannya menolak pemberian dalam bentuk apa pun dari pejabat. Apalagi setelah dia mengetahui sapi itu dibeli dengan uang APBD. “Seharusnya sapinya diberikan saja langsung kepada warga, tidak perlu melalui media massa,” kata Juli.Karena itu, begitu dia mendapat laporan dari reporternya, ada sapi dikirim ke kantor biro Tempo, Juli menyuruh agar sapi itu tidak diterima.

Hal senada juga dikatakan oleh anak Yogi S. Memet, Billy Ibrahim. Dia menolak kiriman sapi itu karena tidak ada informasi sebelumnya. “Sebaiknya ke depan akan lebih baik jika ada cara yang baik mengkomunikasikan untuk program seperti itu, sehingga kita tidak ragu. Karena orang yang datang dan data administrasinya kurang profesional, jadi untuk amannya saya tolak saja,” kata Billy.

Anggota Badan Anggaran DPRD Jabar, Selly Gantina mengatakan, sebaiknya jika ada program pemberian hibah dengan dana yang besar, DPRD diberi tahu. Tetapi, kata Selly, pemberian hibah memang hak dan wewenang Gubernur. “Akan kita pertanyakan kriteria dan alasan-alasan pemberian hewan kurban itu. Saya baru tahu kalau ada program seperti ini. Kalau dulu memang ada pembagian hewan kurban untuk parpol,” kata Selly.

Yang pasti, kata dia, lembaga yang menerima hibah harus diaudit oleh auditor independen, karena dana hibah itu berasal dari DPRD. Dia juga mempertanyakan apakah lembaga atau individu yang menerima sapi layak untuk diberi sapi.

Marketing Support of Region Jabar Rumah Zakat, Yudi Juliana mengatakan, Rumah Zakat hanya berfungsi sebagai operator pengadaan dan distribusi hewan kurban dari Gubernur Jabar. Rumah Zakat sudah diberi daftar nama pihak-pihak yang harus dikirimi hewan kurban oleh Pemprov Jabar. “Hewan kurban yang kami salurkan berdasarkan pesanan Pemprov Jabar sebanyak 150 ekor sapi, dan 151 ekor kambing. Nilainya di atas Rp 1 miliar,” kata Yudi. (Dudi)

Tinggalkan Balasan