BANDUNG (Lintasjabar.com),- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui permasalahan ketenagakerjaan merupakan permasalahan yang belum terselesaikan secara tuntas. Untuk memecahkannya, membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah, kalangan dunia usaha dan swasta serta masyarakat. Khususnya dalam upaya menumbuhkan jiwa entrepreneurship, dengan mengubah paradigma berpikir masyarakat. Sehingga semangatnya adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja baru, bukan mencari lapangan kerja. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus mendukung upaya ke arah itu. Sejumlah kebijakan dan program kerja digulirkan guna mewujudkan iklim kondusif bagi ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja.
“Tentu sebuah prestasi, Alhamdulillah, dalam kurun waktu 2 tahun 4 bulan, penyerapan tenaga kerja sudah melampaui target 1 juta tenaga kerja. Artinya dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun target itu sudah tercapai. Dan tentunya prestasi itu terus didorong agar menumbuhkan inovasi dan kreativitas dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan di Jawa Barat,” tegas Heryawan saat Penyerahan Hasil Ikhtiar Satu Juta Kesempatan Kerja di Jawa Barat (By Name By Addres, By Job And By Company) sebagai Wujud Penyampaian Pertanggungjawaban Kepada Masyarakat Jawa Barat, Lapangan Gasibu Bandung (26/10). Acara itu dihadiri Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Muhaimin Iskandar, jajaran Pimpinan DPRD Jabar dan Wakil Gubernur Dede Yusuf.
Bahkan, lanjut Heryawan penyediaan kesempatan kerja baik di dalam maupun di luar negeri tetap menjadi focus concern Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang salah satunya komitmen menargetkan penyerapan satu juta kesempatan kerja pada tahun tahun 2013. Sejak akhir tahun 2008 hingga kini, upaya itu menunjukan hasil yang cukup menggembirakan. Secara bertahap, saat ini penyerapan satu juta kesempatan kerja di Jawa Barat dapat tercapai, yaitu sebanyak 1.063.302. Berdasarkan data by name by address and by job by company, tenaga kerja Antar Kerja Antar Lokal (AKL) 841.894 orang, Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 14.934 orang, serta Antar Kerja Antar Negara (AKAN) 206.474 orang.
Saat ini saja, dari jumlah penduduk Jawa Barat yang mencapai 43 juta lebih, tercatat usia kerja sebanyak 30,45 juta jiwa, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 19,21 juta jiwa (Survei Angakatan Kerja nasional/Sakernas 2010). Dari jumlah itu kesempatan kerja yang ada baru mencapai 17,18 juta jiwa. Artinya ada sekitar 2 juta lebih pengangguran terbuka. Namun berkat kerja keras semua pihak, maka perlahan tapi pasti, jumlah itu akan terus diupayakan menurun. “Berbagai program dan kebijakan terkait tenaga kerja terus digulirkan. Utamanya untuk menekan angka pengangguran terbuka yang ada di Jawa Barat. Peningkatan kompetensi dan pelatihan pekerja juga diperhatikan,” ujar Heryawan.
Menurut Heryawan kompetensi tenaga kerja juga menjadi perhatian bersama. Sehingga perlu ada sinergitas seluruh pemangku kepentingan ketenagakerjaan. Sejumlah strategi yang sedang dijalankan Pemprov Jabar diantaranya: Pertama, penguatan sekolah menengah kejuruan khususnya bidang pertanian, atau sesuai dengan tuntutan pasar; Kedua, mengintegrasikan seluruh stakeholders, yang dilandasi oleh peningkatan kualitas melalui uji kompetensi dan akreditasi; Ketiga, membentuk karakter ketenagakerjaan luar negeri melalui peningkatan kualitas dan kompetensi individu; Keempat, meningkatkan perlindungan terhadap pekerja baik di dalam maupun di luar negeri. (Dudi)