Pian Sopian: Konsep IPAL PDAM Tidak Cemari Lingkungan

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Setelah selesainya pekerjaan pembangunan jaringan pemasangan pipa air limbah Kota Bandung yang selama ini dilaksanakan mulai dari jalan Inhoftank hingga Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang, dikatakan Direktur Utama PDAM Kota Bandung, Ir. Pian Sopian menyisakan penyediaan dan pemasangan pumping station untuk mengatur kelancaran air masih belum tersedia.
“Sejauh ini limbah yang dihasilkan dari wilayah barat sebanyak 23 ribu kubik per hari yang selama ini pembuangannya melalui Sungai Citepus. Pemasangan pipa IPAL sendiri adalah upaya PDAM untuk menghindari pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tersebut,” tuturnya kepada koran Tadjuk di ruang kerjanya belum lama ini.
Dengan sudah terdapatnya saluran air limbah itu, lanjutnya, pembuangan air limbah dari wilayah Barat Kota Bandung tidak akan lagi terbuang ke Sungai Citepus tapi langsung masuk jaringan dan diolah di IPAL Bojongsoang.
Kendati belum tersedianya pumping station, namun Pian berharap pada pertengahan 2011 sudah bisa difungsikan dan dioperasikan termasuk selesainya proses tender pumping station yang pengelolaannya dilakukan oleh pihak Pemprov Jabar dalam hal ini Satker Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman (PLP). Sebab diakuinya, pemasangan jaringan pipa sepanjang 6 KM merupakan proyek bantuan pemerintah pusat dengan sumber pendanaan APBN totalnya mencapai Rp 70 miliar. Titik terakhir yang baru selesai dikerjakan itu adalah dari Jln. Inhoftank hingga perempatan Jln. M. Toha-Jln. Soekarno-Hatta dengan nilai proyek Rp 19 miliar.
“Langkah ini dilakukan sebab menjadi PR kita dengan niatan tidak berharap mencemari lingkungan. Konsepnya nanti semua limbah yang dihasilkan dari wilayah barat tidak lagi dibuang ke sungai Citepus, tetapi masuk pada saluran ipal inhoftank kemudian tembus ke Bojongsoang,” paparnya.
Dalam proyek tersebut, PDAM sendiri sejauh ini telah membebaskan lahan sebanyak 2000 meter persegi dari 4000 meter persegi. Pembebasan lahan sendiri dilakukan oleh Bagian Aset Kota bandung.
Terkait stok air hingga 2015, Pian mengemukakan PDAM menyiasatinya dengan program regionalisasi. Yakni pemanfaatan air baku antara lain dari Cikalong dan Saguling. Namun, lanjutnya, hingga kini program tersebut masih dievaluasi oleh Propinsi Jabar sebab program regionalisasi melibatkan tidak hanya Kota Bandung, namun termasuk Kabupaten Bandung, Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
Menyinggung studi banding yang dilakukannya ke Sleman belum lama ini, Pian yang didampingi Kahumas, Dra. Melliana menerangkan penyertaan modal yang diberikan pada PDAM di Sleman selain peruntukkannya untuk operasional PDAM juga bisa menutup hutang piutang PDAM. “hutang PDAM disana dapat di take over oleh pemerintah setempat dan itu dilakukan dengan restrukturisasi utang. Entah dengan yang dilakukan disini (Bandung.red) namun demikian kita akan sampaikan hasil studi banding tersebut secepatnya kepada Walikota Bandung,” tandasnya. (Ihsan)

Tinggalkan Balasan