Pian Sopian: PDAM Optimis Bisa Tekan Kebocoran Air Hingga 20 Persen

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Terkait 33 % tingkat kehilangan air,  Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda berharap PDAM secara bertahap bisa menekan kebocoran baik teknis maupun kebocoran administratif, diusahakan dibawah 30 bahkan hingga 20 % termasuk kelancaran cicilan  utang pasca restrukturisasi.

“Saya optimis ini bisa dicapai, apalagi yang bersangkutan (Pian Sopian.red) sudah tahu problem dan persoalan PDAM karena berasal dari salah satu direksi,” ujar Ayi usai melantik Dirut PDAM, Pian Sopian menggantikan Dirut sebelumnya Jaja Sutardja yang memasuki masa pensiun, Senin (10/01).

“Terlabih telah ada kontrak jabatan dengan yang bersangkutan. Kontrak jabatan ini memuat berbagai indikator keberhasilan. Kita akan evaluasi enam bulan dan setahun sekali melalui Dewan Pengawas. Kalau dia melanggar dan tidak mencapai target kinerja, bisa saja yang bersangkutan dihentikan ditengah jalan,” imbuhnya.

Sementara itu, Dirut PDAM terlantik, Pian Sopian menyatakan akan berupaya maksimal dan lebih mengoptimalkan keberadaan BUMD yang dipimpinnya ini, terlebih dirinya sudah mengetahui  kelemahan dan kelebihan potensi yang ada PDAM Tirtawening.

“Saya besok sudah mulai konsolidasi. Tidak ada lagi untuk saya berleha-leha karena saya hanya punya waktu 3 bulan. Dalam  3 bulan kedepan, kita segera melakukan technical audit, pembenahan kekayaan PDAM baik disektor hulu maupun disektor hilir ” terangnya.

Dikatakannya, technical audit yang melibatkan berbagai pakar ini, dimaksudkan untuk mengetahui, apakah benar produk dibagian hulu ada di angka 2.600 liter per detik atau lebih. Jika benar maka di bagian hilir dikatakannya harus bertanggungjawab memasarkan di angka itu. Mungkin sekarang ini menurutnya masih ada keragu-raguan.

“Kata bagian hilir produknya tidak segitu karena tidak nyampe ke masyarakat. Ini yang harus kita benahi. Produk 2.600 liter per detik ini pun tidak begitu saja digelontorkan semaunya. Harus diatur  dan itu harus ada kemampuan staf, agar anggka ini mengalir merata ke semua pelanggan,” tegasnya.

Pian menjelaskan, kehilangan air merupakan potensi pendapatan PDAM yang tidak diperoleh. Pertanyaan muncul, jangan-jangan justeru sudah dinikmati masyarakat tapi masyarakat belum ada feedback membayarnya. Kehilangan air ini pun tidak sangat identik dengan kebocoran karena dari nilai kehilangan ada juga yang digunakan untuk maintenance, diantaranya pemeliharaan pipa-pipa.

“Jadi kehilangan air, korelasi  kerugian tidak bisa langsung dengan rupiah. Kalau kerbocoran 30 sampai 33 % secara teknis, Kota Bandung itu banjir. Jadi perkiraan kita, ada non teknis yang kemungkinan diantaranya sudah dinikmati masyarakat,” jelas Pian yang optimis mampu menekan angka kebocoran air di PDAM ini hingga 20 persen atau bahkan lebih kecil lagi. (Herdi)

Tinggalkan Balasan