Pangandaran (lintasjabar.com) – Dari Sensus Penduduk 2010 mengungkapkan, penduduk Jawa-Barat mencapai 43 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,9 persen/tahun. Tingkat migrasi mencapai angka 0,6 persen/tahun sehingga pertumbuhan penduduk alamiah atau dari angka kelahiran mencapai 1,3 persen/tahun. Ini berarti terjadi 800 ribu kelahiran.
Demikian dikatakan Sekretaris Utama BKKBN DR. Sudibyo Alimoeso, MA saat memberikan sambutan pada penutupan roadshow Pantai Selatan Dalam Kesatuan Gerak PKK-KB-Kes di Pangandaran Jawa-Barat kemarin.
“Jika kita hitung lagi, maka setiap hari akan lahir 2000 bayi, atau dalam setiap jam akan ada 90 bayi lahir di Jawa-Barat. Konsekwensinya apa, beban pemerintah untuk menyiapkan kebutuhan dasar, kesehatan pendididkan serta sarana sekolah akan sangat berat,” jelas Sudibyo dihadapan Kepala BKKBN Jawa-Barat, Bupati Ciamis, para kepala dinas dan tokoh masyarakat.
Menurutnya, jawaban dari semua itu hanya satu, yaitu KB. Program KB harus makin giat terutama mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya peran klinik saja, namun KKB swasta yang dikelola para dokter dan bidan prtaktek harus menyediakan pelayanan KB bagi PUS di Jawa-Barat.
“Mengingat TFR di Jabar masih tinggi yakni 2,6 anak per wanita, maka pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), implant, MOP dan MOW. Dan pil suntik ternyata memiliki kedisiplinan pemakaian yang masih rendah serta droup out tinggi,” tegasnya.
Dia mengingatkan, guna mendukung upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), Kementrian Kesehatan RI telah meluncurkan Jaminan persalinan atau Jampersal yang terigentrasi dengan KB. Dengan demikian, perwakilan BKKBN Jawa-Barat mendukung sepenuhnya penyediaan alat dan obat kontrasepsi dan sarana pendukung pelayanan KB lainnya. (Sus)