BANDUNG, LJ – Alat peraga kampanye selain berbentuk poster banner, baligho, pamflet, flyers, leaflet ataupun spanduk biasanya sekedar memuat foto dan pesan kontestan terpampang dan terpajang di beberapa titik keramaian jalan protokol. Malah ada pula terpasang di tembok dinding atau pepohonan dengan lokasi yang dipandang strategis. Namun saat usai masa kampanye, alat peraga tersebut akan terbuang sia-sia bahkan tidak sedikit dari alat peraga itu yang kemudian terserak menjadi limbah sampah hingga nyaris tanpa ada manfaat.
Namun berbeda apa yang dilakukan oleh tim sukses pemenangan pasangan calon no 2, justru alat peraga kampanye pasangan Walikota dan Wakil Walikota Bandung, Yossi Irianto dan Aries Supriatna dibuat menjadi alat yang lebih bermanfat.
Dan lebih dari sekitar 800 ribu materi kampanye berupa leaflet , flyers dan poster dibuat menjadi barang-barang yang lebih kreatif dan bermanfaat. Berbagai bentuk alat peraga yang dikemas apik dan kreatif, semisal tempat tisu, tas belanja, buku catatan dan banyak lagi alat peraga lainnya.
Salah satunya bentuk poster misalnya, biasanya dipasang oleh tembok tembok, dan akhirnya mengotori cat usai kampanye selesai. Namun bagi simpatisan Yossi- Aries yang memiliki jargon “HebRing” (Hebat-Ringkas) ini, poster berukuran A2 ini dijadikan paper bag atau biasa disebut tooth bag, hal ini didasari atas asas manfaat untuk masyarakat dengan tanpa menghilangkan materi kampanye pasangan ini.
Calon Walikota Bandung, Yossi Irianto yang diusung empat partai koalisi PDI-P, NasDem, Hanura, dan PPP menuturkan bentuk-bentuk kampanye kreatif ini akan mengurangi dampak kerusakan akibat penempelan materi kampanye. Sebab ia menilai, sebagian besar poster yang ditempel akan merusak dan mengotori kondisi dinding tembok apalagi sampai dipaku di pepohonan.
Dalam kunjungan kampanyenya ke beberapa tempat yang diawali ke wilayah Caringin kemudian berlanjut ke Cibolerang, serta wilayah Mekar Wangi. Yossi Irianto menghimbau agar tidak menggunakan kantong plastik sebagai alat pembungkus atau memuat barang bawaan belanja, tetapi menggantikannya dengan tas belanja yang ramah lingkungan.
“Harus disadari, limbah dari kantong plastik sangat berbahaya bagi lingkungan karena sifat plastik yang sulit melebur bila menjadi sampah. Untuk itu bijak bila masyarakat mulai menggunakan alat atau tas belanja yang ramah lingkunga,” ujarnya seraya membagi-bagikan tas ramah lingkungan, Sabtu, (3/3).
Tidak sampai disitu, Yossi pun menyoroti soal ekonomi kerakyatan yang wajib berpihak kepada masyarakat. (San)