BANDUNG (Lintasjabar.com),- Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada SH., M.Si. optimis tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) akan dilakukan pada bulan November 2010. Hal tersebut dikemukakan Dada seusai Expose Perkembangan pembangunan PLTSa oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dr. Edi Siswadi di Auditorium Rosada, Rabu (29/9).
Menurutnya persiapan tender tinggal menunggu Feasibility Study (FS) dari PT. BRIL, paling lambat tanggal 8 Oktober 2010. “Untuk pelaksanaan tender kita tinggal menunggu, FS dari PT. BRIL”, paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Dada, pembangunan PLTSa tidak ada kendala, tinggal meminta persetujuan Dewan mengenai Perda multi years karena hal tersebut menyangkut masalah pembiayaannya.
Sampai saat ini, menurut Dada sudah ada 6 perusahaan yang serius untuk mengikuti tender pembangunan PLTSa, ke-enam perusahaan itu adalah PT. BRIL sebagai pemrakarsa pembangunan dengan teknologi incinerator, PT. Iman Tatakerta Raharja (Gasifikasi), Korea Ecoenergi & Environment Tech (Incinerator), PT. Meta Epsi (Gasifikasi), PT. Samsung (Gasifikasi dan Incinerator dan Keppel Segher dari Singapura dengan teknologi Incinerator).
“Ke-enam perusahaan itu yang serius untuk ikut tender, tapi kalau ada perusahaan lain yang akan ikut ya silahkan saja”, ucap Dada.
Dari 6 perusahaan yang akan mengikuti tender, tidak semuanya menggunakan teknologi incinerator, tetapi ada juga yang menggunakan teknologi gasifikasi, yaitu merubah sampah menjadi gas. “Kita cenderung memilih teknologi incinerator, karena lebih cepat dalam mengolah sampah dan teknologi ini sudah dipakai di beberapa negara maju seperti Singapura”, kata Dada.
Investasi awal Pemkot Bandung dalam pembangunan PLTSa menurut Dada hanya tanah untuk lokasi PLTSa, sampai saat ini sudah tersedia sekitar 13 Ha dari target semula sekitar 20 Ha. “Memang untuk pembangunan PLTSa cukup 2 Ha, tapi saya ingin tetap 20 Ha, hal itu demi lingkungan hidup, dan di sana bisa dibuat agro wisata, pohon kota dan pertanian”, ujarnya.
Proyek itu sendiri menurut Wali Kota, memang tidak akan menyelesaikan secara keseluruhan permasalahan sampah yang ada di Kota Bandung, karena sampah yang dibutuhkan untuk PLTSa pada awalmnya, hanya sekitar 750 ton/hari padahal produksi sampah di Kota Bandung tiap harinya lebih dari itu. Sehingga diharapkan nantinya kapasitas kebutuhan PLTSa akan sampah bisa ditingkatkan, dan diperkirakan kebutuhan biaya secara kasar untuk pabrik sekitar Rp. 500 M dan bangunan sekitar Rp. 100 M. Sehingga totalnya sekitar Rp. 600 M.
Apabila pelaksanaan tender sesuai dengan harapan, kemudian pelaksanaan kegiatan dimulai pada awal 2011, maka Desember 2012 PLTSa tersebut sudah bisa beroperasi. (Herdi)