BANDUNG (Lintasjabar.com),- Kepala DBMP Iming Akhmad mengatakan,Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk perbaikan drainase sepanjang 2011. Akan tetapi, anggaran tersebut diprediksi tidak akan mampu mengurangi titik banjir cileuncang di Kota Bandung.
Lanjutnya berdasarkan pendataan DBMP awal 2010, terdapat 68 titik cileuncang di Kota Bandung.Akhir 2010 lalu sudah ada 20 titik cileuncang yang bisa direduksi. Salah satunya, cileuncang yang terjadi di sekitar perempatan Pasir Koja. Untuk mengatasi cileuncang di titik tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 300 juta dari APBD Kota Bandung.
“Namun agaknya tahun ini tidak signifikan mengurangi titik cileuncang, karena anggaran yang terbatas,” kata Iming, ketika saat pelaksanaan rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Bandung. Untuk mengurangi titik cileuncang, lanjut Iming, tahun ini dibutuhkan dana Rp 94 miliar.
“Kami sudah melakukan pengajuan dana itu ke pemerintah pusat melalui Bappenas awal 2010, dan saat ini kami masih berusaha karena kemampuan anggaran daerah terbatas untuk itu,” ucap Iming.
Dia mengatakan, tahun ini akan memfokuskan perbaikan drainase seperti di Jl. Cibaduyut, , Jl. Jakarta, dan Jl. Dr. Djunjunan (depan BTC). Sedangkan titik yang tergolong selalu menjadi “langganan” cileuncang setiap musim hujan, misalnya seperti Jl. Kopo Citarik, Jl. Rumah Sakit, dan Jl. Moh. Toha.
Beberapa titik langganan cileuncang yang tergolong parah berada pada kewenangan pemerintah pusat, sehingga pengerjaannya tidak bisa begitu saja dilakukan oleh Pemkot Bandung,tutur Iming. (Herdi)