Anggota DPR RI, Haerudin: “Kita Pantau Respon Penanganan Pemda Kepada Para Korban”

GARUT LJ – Bencana alam seolah bertubi-tubi datang silih berganti melanda Kabupaten Garut, setelah sebelumnya beberapa desa di kawasan Kecamatan Pakenjeng Garut Selatan tertimpa bencana longsor, kini banjir bandang pun menerjang  Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Selasa (9/12/2014).

Hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi belakangan ini menyebabkan sungai Cibarengkok dan Cimanganten, yang berada di Desa Cikajang, Garut, meluap. Sehingga Puluhan hektare sawah dan belasan rumah rusak. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Menurut keterangan warga sekitar, bermula air berwarna cokelat mulai menggenang sejak sore, Selasa (9/12/2014). Pelan-pelan, air kian deras. Banyak rumah di bantaran sungai Cibarengkok terutama di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, terkena imbasnya. Air membawa sampah dan benda apapun. Kaca depan beberapa rumah yang diterjang air rusak. Beberapa rumah tenggelam, hanya terlihat atapnya.

Kejadian tersebut tak luput dari perhatian Anggota DPR RI, dari Komisi IV, Haerudin, S.Ag., MH,. Dirinya yang mengetahui kabar terjadinya musibah banjir lantas bergerak menuju lokasi korban banjir bandang, Kamis (13/12/2014). Diberitakan sebelumnya, dirinya pun sempat menyambangi lokasi korban bencana longsor di Pakenjeng Garut Selatan beberapa waktu lalu.

Beberapa desa yang ditinjau diantaranya Kampung Rancapandan, Kampung Baru Bandung yang berada di Desa Mekarjaya Kec. Cikajang. Dirinya menuju lokasi banjir, tanpa sebelumnya berkoordinasi dengan aparat pemerintah setempat, hal tersebut menurut Haerudin yang merupakan anggota Fraksi PAN agar dapat melihat kondisi riil di lapangan.

Dikatakannya, para korban banjir yang rumahnya hancur akibat musibah tersebut sangat memerlukan penanganan serius dari pemerintah daerah, serta aparat setempat terutama dari aspek kesehatan, kebutuhan pakaian laik pakai, selimut, sembako dan yang terpenting masalah pendidikan.

“Dari sekian korban banjir, teridentifikasi lebih dari 157 orang siswa sekolah berpotensi terganggu proses belajar mengajarnya. Hal ini membutuhkan keseriusan agar mereka (para siswa) tidak terhenti bersekolah,” ujarnya usai meninjau lokasi.

Lebih dari itu, sambung Haerudin, penanganan pemerintah adalah secepatnya melakukan proses pemulihan, antara lain pergantian dan perbaikan rumah korban. Hingga kini tidak sedikit para korban yang direlokasi berada tempat pengungsian, serta ada juga yang menempati rumah sanak saudaranya.

“Kita akan tetap kawal dan konsen terhadap pemantauan respon pemda setempat atas penanganan para korban, terutama para korban longsor dan banjir yang belakangan ini terjadi,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Haerudin juga menyambangi Pesantren Persatuan Islam di Kampung Rancapandan, akibat banjir bandang sebagian bangunan dan toilet pesantren tersebut ikut ambruk dan tersapu derasnya banjir.

“Kita prihatin dengan kondisi pesantren disana, sebab banyak dari santrinya yang tinggal di asrama, begitu pula bahan buku ajarnya yang juga habis ikut terseret air. Bila tidak segera melakukan penanganan dari dinas terkait tentunya berimbas pada keberlangsungan proses belajar para santri,” terangnya.

Kepada para korban banjir dirinya memberikan bvantuan beras, lauk pauk, waterfall, selimut serta alat tulis dan buku sekolah bagi para siswa.

Aparat Gabungan Evakuasi Korban

Sebelumnya menurut  Kepala BPBD Kabupaten Garut, Dikdik Hendrajaya, kejadian itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Air meluap dan merendam rumah penduduk dengan jumlah 350 kepala keluarga. Namun, enam unit rumah mengalami rusak berat.

“Banyak warga tidak sempat menyelamatkan barang berada di dalam rumah saat air sungai meluap, akan tetapi mereka memilih menyelamatkan diri,” katanya kepada wartawan, Selasa (9/12/2014).

Menurut Dikdik, bencana banjir bandang yang terjadi di Garut ini tidak menimbulkan korban jiwa. Akan tetapi 6 rumah rusak berat. Kini aparat gabungan dari Polisi, TNI, BPBD, SAR dan unsur lainnya dikerahkan untuk melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. (Ef)

Tinggalkan Balasan