GDPIKB Jadi Lokomotif Perubahan

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Gerakan pramuka ditujukan membentuk pramuka memiliki kepribadian beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun NKRI, mengamalkan Pancasila serta melestarikan lingkungan hidup.

Gerakan pramuka juga menyiapkan kader-kader bangsa berkarakter dan berkepribadian tinggi sekaligus pemimpin-pemimpin masa depan berintegritas. Demikian ungkap Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dalam amanatnya mendeklarasikan Gugus Darma Pramuka Integritas Kota Bandung (GDPIKB), di Plaza Monumen Bandung Lautan Api, Tegallega Bandung, Selasa (22/02).

Dada berharap, GDPIKB akan menambah daya dorong peningkatan kualitas gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda, mencetak SDM masa depan berkualitas, berbudi pekerti dan berdaya saing.  Gerakan pramuka bisa mengubah kaum remaja lebih berkarakter, dan menjadi manusia-manusia unggul yang dapat diandalkan.

Dada menilai, metode pendidikan kepramukaan cukup ampuh dalam mengatasi persoalan generasi muda sekarang. Anggota pramuka nyaris tidak terdengar terlibat tindak kekerasan, penyalahgunaan narkoba, aksi-aksi kriminal ataupun bentuk kenakalan remaja lainnya. Pasalnya, kegiatan kepramukaan atau kepanduan lebih pada medan gerak yang positif, penuh inisiatif dan produktif dalam pengembangan kewarganegaraan sejalan semboyan ikhlas bakti bina nagara berbudi bawa laksana.

“Saya bangga, misi perjuangan gerakan pramuka dilengkapi gugus darma pramuka integritas. Ini bukan saja memperkaya zona integritas tapi juga membangun budaya organisasi yang menghargai hal-hak orang lain berdasarkan sifat-sifat kemanusiaan,” ujarnya.

Dada yang juga Ketua forum Pakta Integritas (Forpi) Jawa Barat menandaskan, gugus darma ini dikatakannya sangat strategis karena terkait erat dengan penguatan perlawanan terhadap segala bentuk penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi dan nepotisme. “Secara faktual kurangnya kecintaan integritas moral dan nasionalisme, mengganggu negara dalam mengerahkan sumber daya saat dituntut mensejahterakan rakyatnya. Ini mencederai nilai-nilai keadilan, memangkas daya saing bangsa dan cenderung menjerumuskan negara kejurang kehancuran,” tandasnya.

Perang melawan korupsi ditandaskannya harus menjadi gerakan moral. Pendekatan tidak cukup hanya tindakan tegas penerapan hukum. Pendekatan budaya yang memandang korupsi sebagai musuh bersama dan diatasi secara kolektif, sangat penting dan strategis.

Sementara itu, Staf ahli Menpora bidang revitalisasi gerakan pramuka, Amran Razak, mewakili Menpora menyatakan apreisiatif dibentuknya GDPIKB yang dikatakannya yang pertama di Indonesia. Dirinya berharap, pramuka  hadir dalam setiap kegiatan karena satu pramuka untuk satu merah putih. Setiap anggota pramuka bukan saja jujur tapi suci dalam perbuatan dan perkataan.

“Kami yakin gugus darma pramuka intergritas nantinya bisa menjadi lokomotif perubahan dalam mewujudkan yang gigih melawan praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme,” ujarnya. (Herdi)

Tinggalkan Balasan