BANDUNG LJ – Akhir-akhir ini kondisi stabilitas ekonomi mengalami penurunan, hal tersebut akibat kurs rupiah dan bursa saham mengalami tekanan dampak pengaruh global sehingga nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta di posisi Rp14.049 per dolar AS. Ditambah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang melemah menyusul pelaku pasar yang tengah lesu melakukan aksi beli.
Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, gejolak ekonomi yang sedang terjadi di dunia saat ini diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengeluarkan keputusan terkait penyesuaian suku bunga acuan.
Justru tidak demikian dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb), Gubernur Jabar Ahmad Heryawan masih percaya dan optimis pada kinerja BJB meski dengan adanya situasi gejolak bursa saham dan nilai tukar rupiah yang terus menurun.
“Kita khawatir, kondisi ini berimbas pada kinerja perbankan nasional maupun milik daerah. Tetapi sampai hari ini, Bjb kondisinya masih stabil dan masih untung tuh, tentu saja mungkin ada targetnya yang sedikit meleset,” katanya di Bandung, Rabu (26/8/2015).
Heryawan yakin penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak menggerus kinerja bank dimana Pemprov memiliki saham mayoritas. Meski tidak hapal detilnya, dia memastikan Bjb tetap menangguk untung.
Bjb menurutnya paling tidak di tengah kondisi ekonomi saat ini hanya mengkoreksi target keuntungan pada 2015 ini. Koreksi pun diyakini Gubernur tidak akan terlalu tajam dan besar.
“Koreksi sedikit saja. Tidak ada masalah, yang jadi masalah kalau rupiah melemah terhadap dollar bjb rugi itu masalah. Kalau masih untung mah bagus kan? Dan memang yang terjadi, alhamdulilah, Bjb bukan rugi tapi malah untung,” ujarnya.
Meski ada kemungkinan yang terkoreksi adalah target deviden pada pemegang saham, Aher tetap yakin bahwa kinerja bank di bawah Direktur Utama Irfan Achmad masih moncer. “Posisi untung [2015] masih kuat saya liat. [Tahun] Kemarin keuntungannya Rp1,2 triliun, sekarang bahkan bisa Rp1,4 bahkan targetnya Rp1,6 triliun, canggih banget,” paparnya.
Pihaknya masih mentolerir kalaupun pencapaian keuntungan korporasi bergeser ke angka Rp1,3 triliun-Rp1,4 triliun dari target yang ditetapkan. “Itu masih bagus,” katanya. (San)