Hoerudin: Sejauh Manakah Respon Emphati Bangsa Kita Terhadap Palestina

[lintasjabar tkp=”GARUT”] Anggota MPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Muhammad Hoerudin Amin kembali menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di kawasan Kabupaten Garut, kali ini ia menyambangi Pesantren Al Falah dibawah naungan Yayasan Al Furqon Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, Jumat (21/5/2021).

Anggota MPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Muhammad Hoerudin Amin tengah menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di Pesantren Al Falah Garut

Menurut Hoerudin, empat pilar ini sebuah proyeksi dialog besar yang kandungan nilainya harus dimengerti serta dipahami baik latar belakang maupun arus utama pemikirannya.

“Indonesia memiliki konstitusi yang secara tegas secara tersurat dan termaktub. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” tegas legislator dari Dapil Jabar XI meliputi Kabupaten Garut, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya ini.


Sambungnya, hal itu karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dipaparkannya, dalam pembukaan UUD 1945 sebagai dasar memahami hak dasar kemanusiaan dan kehendak yang bebas bagi sikap kemanusiaan. Begitu pula kemerdekaan hak seorang anak manusia hak setiap bangsa untuk dimiliki karena hal ini wujud dari prinsif nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keadilan.

“Memahami arti penjajahan adalah sebuah penistaan kezaliman yang menjadi musuhnya nilai keadilan, jadi keadilan versus kelaliman. Dan perjuangan melawan penjajahan adalah perjuangan tanpa batas daerah dan tempat,” ujarnya.

Anggota Komisi IV DPR ini juga mengingatkan bahwa setiap pemimpin Indonesia memikul tugas mulia. Dan menjadi kewajiban moral sebagai pembawa dan pengusung kekuatan perlawanan terhadap penjajahan.

[xyz-ips snippet=”bacajuga”]

“Maka dari itu, semangat melawan penjajahan bangsa Indonesia tentu akan dibuktikan dalam sejarah kehidupannya. Dan hari ini kita sangat beremphatif, dengan perkembangan agresi militer Israel yang menyerang rakyat Palestina. Sementara bangsa Indonesia dari dulu menentang atas penjajahan Israel terhdaap Palestina. Bahkan sejak dahulu, Bangsa Indonesia tak pernah kendor mendukung Palestina merdeka,” ungkapnya berapi-api.

Tak ketinggalan, ia pun mengecam dan mengutuk keras agresi militer Israel tersebut. Sebab ia memandang agresi yang ditunjukkan Israel sangat mengusik rasa perikemanusiaan dan prikeadilan.

“Melihat kezaliman dan atas nama kemanusiaan, dimana sejauh manakah respon emphati bangsa kita terhadap palestina? Kita akan bisa mengukurnya dengan melihat sikap respon dan langkah pemimpin Indonesia dalam menyikapi agresi militer Israel terhadap Palestina karena langkah-langkah pemerintah adalah jawaban terhadap ujian sejarah kemanusiaan. Apa kita benar bangsa yang berjuang melawan penjajahan kedzaliman dan penistaan terhadap prikemanusiaan dan prikeadilan?,” terang Hoerudin bertanya-tanya.

Dirinya juga mendorong pemerintah bekerja nyata karena perjuangan penghapusan dan perlawanan terhadap kejahatan kemanusiaan dan penjajahan mandatory UUD. Terlebih, lanjutnya, bangsa Indonesia memiliki hutang budi yang cukup besar kepada bangsa Palestina atas pengakuannya terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.

Hadir pada kesempatan itu Ketua Yayasan yang juga Sesepuh Pesantren Al Falah KH Ejen. Sebagai sesepuh dirinya menyampaikan bahwa sejarah sebuah bangsa harus dibuka terus nilai-nilainya serta digali agar semua masyarakat dan umat tahu apa dan bagaimana sebuah bangsa menjadi gemah ripah lohjinawi atau baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. (San)

Tinggalkan Balasan