Jabar Rawan Bencana Semua Pihak Harus Tingkatkan Koordinasi

BANDUNG LJ – Koordinasi di antara pihak terkait harus ditingkatkan dalam mengantisipasi terjadinya bencana di Jawa Barat. Hal ini penting seiring masih minimnya alat pendeteksi bencana yang dimiliki Jabar.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPRD Jabar Abdul Harris Bobihoe saat dimintai tanggapannya terkait antisipasi bencana di Jabar, di Gedung Sate, Bandung usai menghadiri penyerahan DIPA 2015, Senin (15/12).

Hampir seluruh wilayah Jabar rawan bencana, terlebih di musim penghujan seperti sekarang.

Harris mengakui, tingginya potensi bencana ini tidak didukung oleh ketersediaan alat pendeteksi dini bencana. “Masih minim, memang. Makanya koordinasi harus ditingkatkan,” katanya.

Harris menuturkan, seluruh pihak terkait di kabupaten/kota maupun provinsi harus berkoordinasi agar bencana yang terjadi bisa diantisipasi dengan baik. Bahkan, antisipasi yang baik ini harus dilakukan mulai dari tingkat bawah.

“Ini sebagai pengawasan, baiknya dari (tingkat) lurah, camat, dan seterusnya. Agar mampu mendeteksi dini, agar penanggulangan bencana pun lebih cepat dan tidak banyak korban,” paparnya seraya menyebut DPRD Jabar sudah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk melakukannya.

Harris pun menjelaskan, DPRD Jabar telah berkoordinasi dengan unsur terkait di tingkat provinsi, seperti Dinas Bina Marga Jabar. Menurut Harris, koordinasi dengan organisasi perangkat daerah tersebut penting untuk menanggulangi longsor yang rawan terjadi di Jabar.

Selain itu, kata Harris, pihaknya pun telah meninjau kondisi sejumlah hulu sungai sebagai antisipasi terjadinya banjir.

“Di beberapa tempat sudah dilakukan pengerukan untuk antisipasinya. Semoga Jabar siap menghadapi bencana ini,” pungkasnya.

sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku pihaknya terus melakukan sosialisasi ke setiap daerah di Jabar terkait antisipasi bencana ini. Bahkan, katanya, sosialisasi tersebut sudah dilakukan ke setiap desa.

“Akan terus antisipasi, sosialisasi, ke desa-desa,” kata Heryawan di tempat yang sama.

Heryawan menjelaskan, hal ini penting untuk memberi pemahaman kepada masyarakat terkait tingginya potensi bencana di Jabar.

Dengan begitu, lanjut Heryawan, seluruh warga di daerah tersebut paham akan risiko dan antisipasi terkait bencana.

“Ke depan, untuk mengurangi korban, harus merelokasi warga di tempat-tempat yang rawan bencana,” katanya seraya menyebut warga akan merelokasikan diri secara sukarela jika sosialisasi tersampaikan dengan baik.

Selain itu, untuk jangka panjang, pihaknya terus melakukan normalisasi terhadap lingkungan seperti sungai, hutan, dan situ.

“Ini sangat berpengaruh. Dengan sosialisasi dan normalisasi, ini sudah selesai masalah,” pungkasnya. (San)

Tinggalkan Balasan