BANDUNG (Lintasjabar.com),- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengingatkan kepada seluruh jajaran untuk senantiasa bekerja keras dan bersama-sama memperkuat kesadaran kolektif untuk mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan etika kerja yang sehat dan benar serta menjauhi segala macam praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal itu disampaikannya saat memperingati Hari Amal Bakti ke-65 Kementrian Agama Republik Indonesia , di Halaman Gedung Sate, Senin (3/1) pagi. Menurutnya hal itu sesuai dengan Tema pada tahun ini, yaitu “Kerja Keras Mewujudkan Kementerian Agama yang Bersih dan Berwibawa”.
“Tentunya Tema yang diusung sangat relevan bagi semua pihak tidak hanya berlaku untuk jajaran Kementrian Agama baik pusat hingga daerah. Diharapkan pada tahun baru ini membawa semnagta baru untuk berbuat lebih baik. Dengan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Profesional dan menghindari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan demikian diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang mendiri, dinamis dan sejahtera,” tegas Heryawan di hadapan ratusan pegawai negeri sipil, baik lingkup Pemprov Jabar maupun Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Barat yang mengikuti Apel Peringatan tersebut.
Menurut Heryawan, dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara, mengutip sambutan Menteri Agama, Kementerian Agama memainkan peran strategis dalam empat hal, yaitu dalam peningkatan pemahaman dan pengamalan agama, pembinaan kerukunan antar umat beragama, peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, serta mengawal akhlak dan moral bangsa. Sehingga dalam masa 65 tahun perjalanan sejarah, beberapa kali telah melakukan penyempurnaan susunan organisasi, ruang lingkup tugas dan fungsi Kementerian Agama, seiring dengan dinamika yang terjadi dalam kehidupan umat dan bangsa.
Lebih lanjut Heryawan menyatakan persoalan utama yang dihadapi bangsa kita dewasa ini, adalah masalah kebodohan, pengangguran, kemiskinan, dan krisis akhlak yang belakangan ini memprihatinkan kita semua. Melalui program pendidikan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, diharapkan turut mencerdaskan dan meningkatkan tarag kehidupan masyarakat. Begitupun dengan pemberdayaan lembaga pendidikan agama, kelembagaan sosial keagamaan dan peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang bertakwa dan memiliki akhlak mulia.
“Kontribusi melalui pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti pemberdayaan rumah ibadah sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan. Kementerian Agama bersama instansi terkait juga mengembangkan kebijakan di bidang pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf serta dana sosial keagamaan lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi masalah kemiskinan. Peranan pranata keagamaan dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlu terus kita gerakkan di masa mendatang,” tutur Heryawan.
Selanjutnya dalam sambutan Menteri Agama Suryadharma Ali yang dibacakan Gubernur Jawa Barat, menyatakan peranan Kementerian Agama kedepan semakin penting dan strategis, karena sesuai dengan rekomendasi National Summit 2009, bahwa isu utama pembangunan agama setidaknya mencakup tiga hal, yaitu : Pertama, peningkatan wawasan keagamaan yang dinamis; Kedua, penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa ; dan, Ketiga, peningkatan kerukunan umat beragama dalam membangun kerukunan nasional.
Terkait dengan peningkatan wawasan keagamaan yang dinamis, hasil yang diharapkan adalah optimalisasi fungsi agama sebagai landasan etik atau moral bagi pembangunan, meningkatkan pemahaman dan perilaku keagamaan yang seimbang, mewujudkan keshalihan sosial dan ritual, dan mendorong partisipasi umat dalam pembangunan. Selanjutnya terkait dengan penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa, diharapkan mampu meningkatkan kualitas umat, membangun jati diri bangsa, dan menguatkan peran lembaga sosial keagamaan. Sedangkan mengenai peningkatan kerukunan umat beragama dalam membangun kerukunan nasional, diharapkan meningkatkan dialog dan kerjasama antar umat beragama. (Zaen)