BANDUNG (LJ) – Kantor Ombudsman Perwakilan Jawa Barat, mulai hari ini, Senin (14/4/2014) membuka Posko pengaduan Ujian Nasional. Posko ini dimaksukan untuk menampung keluhan masyarakat atas permasalahan selama proses pelaksanaan UN 2014, baik ditingkat SMA/SMK atau sederajat maupun UN bagi SMP dan sederajat 2014.
Ketua Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat Haneda Sri Lastoto mengatakan, beberapa hal yang biasa terjadi dalam setiap pelaksanaan UN yakni adanya pungutan, tidak terdistribusikannya soal dengan tepat dan kurangnya soal ujian kerap muncul di lapangan. Hal itu menyebabkan kerugian bagi peserta UN sendiri.
“Bagi masyarakat dan orang tua siswa yang merasa dirugikan , maka silahkan datang dan melaporkan ke kami,” tegas Haneda kepada wartawan dalam keterangan resminya, Senin (14/4/2014).
Dikatakan, pengawasan atau pemantauan penyelenggaraan UN 2014 dilakukan di 33 Kantor Perwakilan Ombudsman di seluruh Indonesia. Di wilayah Jawa Barat, masyarakat bisa mengadukannya langsung ke Kantor Ombusdman di Jalan Kebon Waru Utara Nomor 1 Kota Bandung.
“Atau bisa melalui SMS pengaduan dengan cara Ketik Nama Pelapor*No.KTP*Asal Provinsi* kirim ke 0811-9899-031,” ujarnya.
Sementara ditempat terpisah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pelaksanaan hari pertama UN untuk SMA sederat di Kota Bandung secara umum berlangsung lancar. Menurutnya, pelaksanaan UN mulai dari distribusi soal hingga sampai pada peserta ujian berlangsung aman.
“Pembagian berkas sudah sampai di seluruh titik. Saya lihat baik, mudah-mudahan sampai hari terakhir berjalan lancar,” katanya dalam sela-sela peninjauannya ke SMAN 1 dan SMAN 2 Kota Bandung.
Walikota menghimbau, kepada seluruh siswa peserta UN untuk tidak mudah percaya dengan adanya kunci jawaban yang beredar di social media (socmed). Dia memastikan hal itu dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk UN 2014 sekarang, satu kelas hanya terdiri dari 20 siswa dengan mendapatkan soal yang berbeda-beda. Dari 20 soal tersebut juga tidak ada kode soal sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya kecurangan. “Jadi secara logika dan teknis, kecurangan terkait kebocoran kunci jawaban itu sulit terjadi,” ujar Ridwan Kamil.
Dia menambahkan, pengamanan soal mulai dari distribusi hingga sampai peserta diawasi sangat ketat. Untuk itu, kata dia, daripada tergoda dengan hal-hal yang tidak bermartabat seperti isu bocoran kunci jawaban lebih baik fokus pada belajar.
Ditanya terkait adanya teknologi CCTV untuk pengawasan peserta ujian, Ridwan menganggap hal itu wajar-wajar saja. Menurutnya, setiap urusan yang terkait dengan tindak kejahatan, bentuk pengamanan seperti itu sangat dimungkinkan dengan teknologi. “Kalau saya tidak ada masalah. Saya rasa nggak berlebihan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudia Permana saat mendamping Walikota Bandung meninjau UN mengatakan, UN 2014 sekarang diikuti sebanyak 37 ribuan siswa SMA sederajat di Kota Bandung. Sampai saat ini tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan UN kali ini.
“Kemarin sempat ada kekurangan soal dan lembar jawaban. Tapi tadi dini hari pukul 01.00 sudah didrop. Dan sudah terbagi sesuai dengan kebutuhan,” pungkasnya. (Herdi)