BANDUNG (Lintasjabar.com),- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mensinyalir, pembangunan Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage terdapat keterlambatan pengerjaan. Dari target seharusnya 23 %, baru sekira 16 % saja yang tercapai. Keterlambatan disebabkan aspek non teknis, aksesibilitas jalan kerja dan curah hujan tinggi. Aspek non teknis, diantaranya keberatan warga yang merasa terganggu (kebisingan, getaran, debu) sehingga pengerjaan yang diharapkan bisa over time untuk bisa mengejar ketinggalan, tidak bisa dilakukan.
“Dari ketiga faktror penyebab, curah hujan tinggi paling dominan. Jika hujannya masih ekstrim, mungkin target pengerjaannya masih bisa terus mundur. Salah satu solusinya, sebagai alternatif terakhir kita akan coba menggunakan material timbunan dengan pasir batu,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda disela kunjungan kerjanya memantau pengerjaan SUS Gedebage di lokasi proyek.
Tanah sebagai material timbunan baik di lokasi quary maupun pengurugan di lokasi pembangunan, jelas Ayi, kondisi tanahnya harus kering dengan kadar air maksimal 4 persen. Kota Bandung sepanjang 2010, dikatakannya, dari 365 hari realitanya 226 merupakan hari hujan atau 61,92% volume curah hujannya. “Curah hujan yang tinggi ini, praktis akan menghambat pengerjaan pengurugan bahkan tidak bisa dilakukan,” jelasnya.
Terkait keterlambatan itu, Pemkot kata Ayi, memasukannya sebagai force mayor atau bukan sebagai faktor kesengajaan (darurat). “Tidak ada sanksi bagi pelaksana. Force mayor harus menjadi bagian dari pemerintah untuk mentoleransi pekerjaan. Harapan kita tentunya, cuaca di 2011 bisa normal dikisaran 20 persen,” harap Ayi.
SUS Gedebage yang ditargetkan selesai akhir Desember 2011, jika terjadi keterlambatan hingga Juni 2012, Pemkot dikatakannya akan tetap pada rencana pembiayaan yang lama. Di Tahun Anggaran (TA) 2010 jelasnya, Pemkot Bandung telah menggelontorkan Rp 182 milyar termasuk bantuan Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk 2011, pemkot menyediakan anggaran Rp 373 milyar. “Ini sudah dianggarkan di APBD,”.
Kontraktor pelaksana, PT Adhikarya (Persero) Tbk melalaui Wakil kepala proyek, Asep Iman menuturkan, normal ritasi pengangkutan material timbunan tanah, pihaknya bisa mengupayakan hingga 200 rit per hari atau 5.000 M3 per hari. Namun pada kondisi cuaca ekstrim, bisa kurang dari 50 rit bahkan pernah hanya 1 rit. “Sekarang ini sudah mendekati keangka 100. Mudah-mudahan cuaca terus mendukung sehingga mempercepat proses pengurugan dan pemadatan,” harapnya.
Target pengerjaan 23 %, dikatakannya merupakan target keseluruhan termasuk diantaranya pengadaan tiang pancang, kirmir, alat-alat mekanik dan pengadaan gen set. “Itu sudah kita lakukan, kecuali di pengurugan yang mengalami keterlambatan.
Terkait Pemasangan tiang pancang untuk bisa memulai ketahap pengerjaan konstruksi atas, pihaknya berpedonam pada hasil kajian teknis yang menyatakan pemadatan sudah pada ambang batas normal. “Kita tidak ingin batas waktu yang kita pegang tapi harus berdasarkan hasil kajian teknis melalui beberapa alat yang sudah kita pasang,” jelasnya.
Lingkup pekerjaan di 2011, meliputi bangunan stadion dengan satu atap kendang (sesuai kontrak), meliputi lansekap (ruang luar/taman), mekanikal dan elektrikal, struktur (pondasi tiang pancang, struktur beton, atap space frame tribun utama bagian barat. SUS Gedebage dirancang berkapasitas 38 ribu penonton/tempat duduk. Dilengkapai athletic track, tribune, training pitch. Sedangkan untuk waktu pelaksaan, pengerjaan ditargetkan 27 bulan, selesai akhir Desember 2011. Luas site 24,5 Ha dan luas total bangunan 72.000 M2. (Herdi)