BANDUNG (Lintasjabar.com),- Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bertekad proses pembangunan Waduk Jatigede berjalan lancar sesuai rencana. Berdasarkan estimasi Kementrian Pekerjaan Umum (PU), diharapkan proyek tuntas pada akhir tahun 2013. Sehingga operasionalisasinya dapat berjalan penuh pada Mei 2014. Pembangunan waduk tersebut guna mendukung kegiatan perekonomian regional Jawa Barat maupun Nasional. Proyek yang kontrak kerjasamanya diteken tahun 2007 antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah China itu akan mengairi kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Cisanggarung, atau sekitar 7.711 kilometer persegi.
Untuk mendukung percepatan pembangunan Waduk Jatigede, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010, melakukan kegiatan pengadaan tanah untuk relokasi penduduk yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede seluas 30 hektar di Kabupaten Sumedang dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6,3 miliar. Sehingga total pembebasan tanah dari APBD Provinsi Jawa Barat untuk relokasi penduduk yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede sampai saat ini mencapai 115,034 hektar yang berlokasi di Kabupaten Sumedang. Masih tersisa tanah yang harus dibebaskan sebelum tahun 2013 seluas 160,096 hektar. “Kendala pengadaan tanah terus kita upayakan tuntas seiring penyelesaian pembangunan waduk,” tegas Heryawan.
Kementrian PU sendiri mengakui pembangunan Waduk Jatigede terkendala pada pengadaan tanah yang tersendat, sehingga target waktu penyelesaiannya yang semula dapat beroperasi pada tahun 2013 menjadi 2014. Saat ini pihak PU terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sumedang, dan pelaksana proyek, baik dari pihak kontraktor Indonesia maupun Sinohydro Corp, kontraktor dari China. Dengan beroperasinya Waduk Jatigede diharapkan mampu menekan luasan lahan kritis di sepanjang DAS Cimanuk-Cisanggarung. Bahkan kelak waduk dapat menyuplai air baku untuk minum 3.500 liter per detik dan berpotensi menghasilkan listrik 110 mega watt.
Berdasarkan keterangan Kementrian PU, hingga tahun anggaran 2009, total lahan yang telah dibebaskan sekitar 75 persen terdiri atas lahan masyarakat sekitar 3.455,37 ha dan lahan yang merupakan kawasan hutan 185 ha. Sisanya sekitar 1.305 ha belum terbebaskan dari total kebutuhan seluas 4.946 hektar. Sekitar 5.500 kepala keluarga akan direlokasi tempat tinggalnya. Pada mulanya program pembangunan Waduk Jatigede adalah 10 tahun sejak tahun 2007, namun pelaksanaanya dipercepat sehingga hanya memakan waktu enam tahun. Adapun sumber pendanaan, pertama berasal dari pinjaman BUMN China sebesar US$ 144,067 juta dan sisanya dari lokal sebesar US$ 239,573 juta. (Dudi)