Bandung (Lintasjabar.com),- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan terus mendorong pengembangan industri kerajinan berbahan baku rotan. Apalagi diakuinya,industri furniture rotan merupakan salah satu aset pembangunan ekonomi Jawa Barat dan nasional. Apalagi industri rotan menyumbang devisa negara yang cukup tinggi. Sehingga sangat disayangkan bila dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini perkembangannya kurang begitu menggembirakan. Sehingga perlu upaya bersma dalam mendongkrak kembali perkembangan industri rotan nasional, khususnya di Jawa Barat.
”Saya mendukung segala upaya untuk mendorong kembali industri rotan Jawa Barat sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tentunya dibutuhkan perhatian serta sinergitas diantara segenap stakeholders terkait, baik Pemerintah, pelaku bisnis, masyarakat maupun perguruan tinggi untuk bersama mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Diantaranya melalui gerakan cinta produk dalam negeri, pengembangan industri rotan, transfer teknologi, innováis dan informasi yang sesuai dengan perkembangan jaman,” ujar Heryawan saat membuka Pameran dan Penganugerahan Kompetisi Desain Produk Rotan tahun 2010 di Gedung New Majestic, Jalan Braga No.1, Kota Bandung, Jumat (10/12).
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat (2010), dalam konstelasi nasional, diketahui bahwa nilai ekspor produk furniture dan kerajinan Indonesia mengalami penurunan sebesar 15,25%. Tercatat pada tahun 2009, nilai ekspor furniture sebesar 2,249 triliyun US$, dimana kontribusi dari berbahan baku rotan sebesar 7,84%, kayu sebesar 59,48% dan metal sebesar 8,10%, dengan negara tujuan Amerika Serikat (AS) sebesar 25,96%, Perancis sebesar 10,89% dan Jepang sebesar 10,81%.
Dari keseluruhan nilai ekspor furniture yang begitu besar itu, ternyata kontribusi para pengusaha eksportir furniture berbahan baku rotan sebagian besar atau sebanyak 60% (413 perusahaannya) berada di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Tidaklah mengherankan, jika industri rotan di Cirebon menjadi andalan masyarakat dengan menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi, serta mampu meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. “Industri furniture rotan sebagai salah satu sektor unggulan di Jawa Barat, utamanya menambah menyerap lapangan kerja, sehingga berkontribusi bagi pengurangan pengangguran dan kemiskinan di Jawa Barat,” tutur Heryawan.
Untuk itu, Heryawan mengimbau kepada jajaran Pemerintah Daerah/Instansi di seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, agar senantiasa memberi dukungan dalam pengembangan usaha para pengrajin rotan, serta turut memfasilitasi kepentingannya baik dalam kegiatan promosi, penyediaan peralatan, bantuan permodalan maupun pelatihan industri rotan. Kepada para pengusaha hotel dan restoran diharapkan juga untuk menggunakan produk furniture rotan dalam memenuhi kebutuhan logistik maupun perlengkapan sarana dan prasarana lainnya. (Zaen/Dih)