Pengerjaan Proyek SUS Gedebage Mengalami Keterlambatan

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Cuaca Ekstrim sepanjang tahun 2010 menyebabkan keterlambatan pelaksanaan konstruksi Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, dari 365 Hari kalender sebanyak 226 hari (62,92%) merupakan hari hujan, curah hujan 2-3 lipat kondisi normal, menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan terhambat penimbunan tanah yang labil di area SUS Gedebage yang merupakan tanah endapan yang lunak sampai kedalaman 30 meter.
Dikatakan Walikota Bandung, Dada Rosada, Hujan yang terus menerus menyebabkan tanah belum cukup matang untuk dilakukan konstruksi, “kami bersama Perencana, Konsultan, Kontraktor dan Pengawas menjelaskan dari mulai dibagun sampai hari ini seharusnya sesuai tahapan pekerjaan 25,13% tetapi baru 17,82%, keterlambatan terutama disebabkan cuaca, kondisi tanah disitu lunak, lembek dan berair, apabila dipaksakan pemasangan tiang pancang akan menyebakan kerugian negara yang besar karena tiang pancang akan miring-miring, ” jelasnya menjawab pertanyaan masyarakat, usai rapat evaluasi SUS Gedebage, didampingi Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi, dan ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan, serta sejumlah pejabat publik di Ruang Tengah Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana No.2 Bandung.
Untuk mengatasi problema tanah lunak, kontraktor PT.ADHI KARYA (Persero) Tbk., Hanif Setyo Nugroho, menjelaskan metoda yang sedang dilakukan untuk mempercepat waktu penurunan tanah dari 15-20 tahun dipercepat hanya 8 bulan, “Daya dukung tanah SUS Gedebage yang kecil menyebabkan pemilihan pondasi harus tepat, apabila salah pondasi dan dipaksakan akan terjadi kegagalan konstruksi, salah satu kegagalan adalah tidak mampu menahan beban bangunan, maka kita melakukan pengurugan tanah sampai 5 meter sejalan dengan mempercepat proses penurunan tanah, mengeluarkan air dari dalam tanah melalui metoda Prefabricated Vertical dan Horizontal Drain,” jelasnya.
turkan, “keluhan-keluhan keberatan dari masyarakat sekitar juga menjadi pertimbangan yang menjadi kendala terganggunya jadwal waktu pengerjaan, warga merasa terganggu dengan proyek yang dikerjakan hingga malam hari karena kebisingan, getaran, kerusakan jalan dan debu, sehingga pekerjaan tidak dapat dilakukan over time untuk mengejar ketinggalan” terangnya.
Meski terlambat dalam pelaksanaan pekerjaan, Walikota Bandung menjamin tidak ada kerugian keuangan negara dan tidak akan memutus kontrak PT Adhi Karya, “kalau saya ditanya SUS Gedebage, inginnya besok selesai, tetapi kalau cepat tapi mudah rusak buat apa, saya tidak mau kalau SUS yang besar, monumental dan tingkat internasional cepat rusak, kita ingin yang berkualitas, kalaupun pembangunannya dipaksakan memasang tiang pancang kemudian ambles dan retak yang rugi negara, ini dikerjakan secara profesional, keterlambatan disebabkan faktor cuaca dan tanah yang labil, bukan kesalahan kontraktor,” tegasnya.
Untuk menyasati keterlambatan tersebut, pada rencana kegiatan tahun 2011 Hanif merencanakan melakukan pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan awal, “kita akan melakukan over time pengerjaan selama 14 jam sehari dan 7 hari seminggu, penambahan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, mengkaji kemungkinan perubahan penggunaan material timbunan dari tanah urug menjadi pasir dan batu, serta menindak lanjuti rekomendasi hasil wind tunnel test perubahan sistem struktur spaceframe dan material penutup atap,” katanya.
Terkait penyerapan anggaran pelaksaaan konstruksi Yayat memaparkan, “Anggaran dari bantuan keuangan Provinsi TA.2008 senilai Rp. 10 Milyar, dialokasikan bersama dengan alokasi Kota Bandung pada DPA SKPD TA.2008 senilai Rp. 54,2 milyar menjadi silpa TA.2008, selanjutnya dianggarkan kembali pada DPA SKPD Kota Bandung senilai Rp. 25 Milyar, anggaran bantuan keuangan Provinsi TA.2009 senilai Rp. 125 Milyar, sampai saat ini telah digunakan untuk kegiatan pembangunan stadion Rp. 122,3 Milyar,” paparnya kepada Walikota. (Herdi)

Tinggalkan Balasan