Sejumlah Musisi Kawakan Meriahkan WJF 2019

BANDUNG, LJ – Gelaran budaya kolosal West Java Festival (WJF) 2019 resmi dibuka di Komplek Gedung Sate, Kota Bandung pada Jumat (1/11/2019). Suara riuh hasil dentuman jimbe yang ditabuh puluhan siswa SD menggema di udara, menghujam dinding daun telinga, menjadi penanda dimulainya perayaan karnaval budaya paling kolosal di Jawa Barat sepanjang tahun 2019.

Kadisparbud Jabar pada perhelatan WJF 2019. (sumber photo Humas Disparbud Jabar)

WJF 2019 merupakan gelaran karnaval budaya kolosal yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat. Festival ini dihadirkan sebagai persembahan puncak dari perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-74 Provinsi Jabar.

Helatan akbar WJF 2019 diisi dengan menampilkan beragam acara seperti pentas seni, musik dan berbagai bazaar kerajinan hingga kuliner, digelar mulai hari ini Jumat (1/11/2019) hingga Minggu (3/11/2019).

Isynana tampil memukau pada perhelatan WJF 2019 (sumber photo Humas Disparbud Jabar)

Terdapat 262 booth dan tiga panggung yang disediakan untuk pertunjukan setiap harinya. Hajat kebudayaan ini dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB. WJF 2019 ini akan dimeriahkan sejumlah penyanyi dan artis Ibu Kota seperti Barasuara, Gigi, Isyana Sarasvati, Dewi Gita, Yura Yunita dan sejumlah musisi kawakan asal Kota Bandung.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik mengharapkan event yang mengedepankan sajian berbasis kebudayaan ini dapat meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya di Jabar. Terpenting, WJF ini juga menjadi ajang tatap muka antara kebudayaan Jabar dengan daerah lain serta menjadi sarana membangun komunikasi budaya.

“WJF tahun ini menyimpan keunikan karena mengangkat tema kebudayaan yang menjadi kekuatan pariwisata. Kita menghargai keanekaragaman kebudayaan yang menjadi ikon sekarang ini. Kemudian WJF juga dirangkaikan dengan sebuah karnaval, Alhamdulillah yang terlibat di sini ada empat provinsi lain, Bangka Belitung, kalimantan timur, DKI, dan Sulawesi tengah,” ujar Dedi.

Jawa Barat sendiri dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman budaya yang kaya, baik yang bersifat tradisional maupun kontemporer.

Menurutnya, kekayaan budaya yang lahir di Jawa Barat seolah tak pernah habis. Sangat banyak warisan budaya tradisional dari berbagai daerah di Jabar yang terus berkembang dan lestari hingga saat ini. Di sisi lain, tak kalah banyak pula produk-produk kebudayaan kontemporer yang dihasilkan masyarakat setiap harinya, dari mulai seni rupa, musik, tari-tarian, kuliner hingga sastra semua ada di Jawa Barat.

Unsur-unsur kebudayaan tradisional dan kontemporer ini saling melengkapi satu sama lain. Proses produksi dan reproduksi seni yang dihasilkan menjadi penanda bahwa Jawa Barat adalah salah satu daerah paling kreatif di Indonesia.

Oleh karenanya, keanekaragaman budaya yang dimiliki masyarakat ini harus menjadi kebanggaan masyarakat. Pancaran kebanggan itu bisa diperlihatkan melalui tindakan nyata dalam memelihara dan memajukan kebudayaan daerah.

Pertunjukan pada WJF 2019. (sumber photo Humas Disparbud Jabar)

“Kebudayaan yang unik dan menarik akan mendatangkan potensi pariwisata yang menjadi pendorong bagi terciptanya kesejahteraan sosial,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jabar Eddy Iskandar Muda Nasution menilai WJF 2019 mampu mengkolaborasikan berbagai unsur dalam budaya dan wisata.

“Festival ini, sekaligus bisa menjadi ajang untuk menghargai keragamanan budaya yang didedikasikan untuk menguatkan ekonomi dan kunjungan wisata di Jabar,” pungkasnya seraya menambahkan WJF 2019 sendiri diproyeksikan akan dihadiri sebanyak 44.000 pengunjung. (Ihsan)

Tinggalkan Balasan