Seminar Nasional Pencegahan Thalassemia

BANDUNG (LJ),- Kota Bandung akan menjadi pilot project dalam penanganan pemutusan mata rantai penyakit Thalasemia. Hal tersebut terungkap dalam pembukaan seminar nasional pencegahan Thalassemia, di Ruang Serba Guna Bermartabat, Balai Kota Bandung, Kamis (20/6).

Menurut Titi Sari Renowati, perwakilan dari Kementerian Kesehatan, apabila Kota Bandung menjadi pilot project pencegahan Thalassemia sangatlah wajar, karena Kota Bandung sangat pro aktif dalam melakukan pencegahan Thalassemia. “Pencegahan Thalassemia di Kota Bandung sangat pro aktif dan didukung penuh oleh Pemerintah Kota nya, termasuk Wali Kotanya, Pak Dada Rosada,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, meskipun Kota Bandung tidak termasuk daerah yang High Risk Thalassemia atau daerah merah, tetapi di Kota Bandung pencegahan thalassemia sangatlah pro aktif. “Kadang-kadang dari pusat pro aktif dalam pencegahan penyakit ini, tetapi pemerintah daerah banyak yang adem ayem, sehingga akhirnya bertepuk sebelah tangan,” ujarnya.

Untuk daerah merah di Indonesia menurutnya, ada sekitar sepuluh daerah, diantaranya Aceh, Sumatera Selatan, DKI dan Kepulauan Riau yang merupakan empat besar daerah yang merupakan daerah merah.

Thalassemia merupakan penyakit yang tidak menular, menurut Titi, biasanya difokuskan pada pencegahan daripada tindakan pengobatan. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memutus mata rantai Thalassemi, diantaranya konsuling pra nikah, dan skrining untuk mengetahui pembawa sifat.

Senada dengan Titi, Ruswandi yang merupakan ketua perhimpunan orang tua penderita thalassemia Indonesia, menyatakan bahwa Kota Bandung sangat pantas dijadikan pilot project pencegahan penyakit tersebut. “Pemerintah Kota Bandung sangat peduli terhadap penyakit ini, tidak ada Kota lain yang sepeduli Kota Bandung, bahkan Pak Dada dan istrinya ikut turun langsung dalam kegiatan pencegahan penyakit ini,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya dalam penanganan Thalassemia, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sosialisasi, jang langsung skrining. soalnya apabila masyarakat kurang begitu paham dengan penyakit ini akan menjadi kaget bila mengathui hasil dari skrining yang dilakukan. “Di Kota Bandung sangat bagus, karena dilakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan skrining,” jelasnya.

Dengan dijadikannya Kota Bandung sebagi pilot project, Wali Kota Bandung Dada Rosada menyambut baik dan mengapresiasi hal tersebut. “Kalau Kota Bandung akan di jadikan pilot project saya merasa bersyukur karena, kerja kerasa selama ini mendapatakan apresiasi dari berbagai kalangan dan pusat. “ ujarnya.

Dada juga mengatakan bahwa penderita Thalassemia belum dapat diobati secara signifikan, tetapi bisa dicegah dengan menghindari perkawinan antara dua orang pembawa sifat thalassemia. “Namun persoalannya adalah pembawa sifat ini tidak mempunyai gejala berarti, dan satu-satunya cara untuk mengetahuiny adalah dengan melakukan skrining, utnuk itu saya menghimbau kepada yang belum melakukan skrining agara melakukan hal tersebut, terutama bagi pasangan yang akan menikah,” jelasnya.

Menurut catatan, Di Kota Bandung sosialisasi yang dilakukan pada tahun 2011 diberikan lebih pada 81.000 orang, dan yang melakukan skrining sekitar 8.431 orang. Sedangkan jumlah penderita thalassemia pada tahun 2011 sekitar 223 orang dan tahun 2012 sekitar 216 orang.  Sedangkan angka kelahiran penderita thalassemia dari tahun 1998 sampai 2011 adalah 9,35 dan kelahiran tahun 2012 adalah 3 orang. (Sifa)

Tinggalkan Balasan