BANDUNG (Lintasjabar.com),- Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda mengaku sedih dan prihatin melihat kondisi pemukiman yang sebagian besar dihuni oleh pengemis di daerah Suka Bungah. Ayi datang ke pemukiman pengemis Senin (20/6) malam tanpa didampingi staf apalagi pejabat atau wartawan karena ingin bicara dari hati ke hati dengan para pengemis.
Menurut Ayi, saat dirinya menanyakan alasan mereka mengemis, kebanyakan mereka beralasan karena terdesak kebutuhan hidup untuk makan sehari-hari. Melihat kondisi seperti itu, dirinya tampak terharu saat mengajukan pertanyaan sampai kapan akan mengemis malah semua terdiam dan tertunduk.
Lebih lanjut dikatakannya, mereka pun menyatakan tidak ingin memiliki anak menjadi pengemis tapi kenyataannya anaknya jadi pengemis.
Dirinya berjanji akan menyusun program dengan model pendampingan, jadi setelah dilatih, pengemis tidak akan dilepas tetapi akan didampingi dan dibimbing untuk kurun waktu tertentu. “Pemerintah harus mampu merubah budaya yang sudah menahun, bahkan ada yg sejak kecil sampai menjadi orang tua hidup dari mengemis,” katanya kepada wartawan di Balaikota Bandung, Selasa (21/6).
Ditambahkan Ayi, para pengemis mengaku mengemis karena tak memiliki pekerjaan dan penghasilan mereka berkisar dari Rp 7-20 ribu per hari hanya cukup untuk makan sehingga tempat tinggal hanya mengontrak.Kalau ada kesempatan bisa bekerja dengan cara yang lebih baik, tentu mereka akan memilih profesi lain dan tidak jadi pengemis. Walau pekerjaannya mengemis tapi anak- anak mereka sekolah dan pintar. (Herdi)